Rabu, 21 Maret 2012

Makan-Makan dan Jalan-Jalan: Rumah Makan CCP Riori part 1.

Halo para pemirsa, bertemu lagi dengan saya, Chung Andirius, dalam acara M2J2 (emtujetu).

Pada kesempatan hari ini (Minggu 18 Maret 2012 - 20.00) saya akan membahas salah satu rumah makan yang saya akan datangi, Rumah Makan CCP Riori, nama yang cukup unik bukan?? Tapi saya tidak pergi ke kedai pusatnya di Jalan Siam melainkan ke cabangnya di Sungai Raya Dalam di belakang sekolah Gembala Baik. Maklum aja saya perginya malam dan bensin motor saya terbatas, siang hari mau isi tapi SPBU A. Yani padam listrik...
Ini dia RM CCP Riori cabang Sungai Raya Dalam
Rumah Makannya terletak di daerah ruko. Tanpa banyak basa-basi, mari kita masuk ke dalam.

Menunya...
Tujuan saya datang malam ini adalah untuk mencoba "Fish Mayo" yang sudah lama ingin saya makan. Akan tetapi...

Fish Mayo...  Saya mau coba yang ini...
Fish Mayonya habis... Mau ganti dengan Chicken Mayo, Chicken Mayo juga habis. Ini semua karena saya datang kemaleman... Ya sudahlah, kita coba menu yang lain, yang juga saya suka: AYAM TERIYAKI!
Fish Mayo... Chicken Mayo...  Ga ada... Habis...
Setelah menunggu selama kira2 20 menit, Ayam Teriyaki pesanan saya datang juga:
 
Yummi... Teriyaki Set.
Satu set Teriyaki terdiri dari Ayam Panggang, Sayur Kol, Nasi, Sup dan Saus. Karena saya ga pintar menebak-nebak apa aja sih kandungannya saya cuma menilai pakai lidah saya aja. Mari kita mulai dengan dagingnya:
Daging Ayam Panggang yang menggugah selera...
Daging ayam panggangnya gurih banget, rasa bumbu bakarnya mantap... Terus saya menikmati cara saya makan yang mencelup sedikit daging ayamnya ke saus, lalu gulung sedikit dengan kol, lalu makan bersama sesendok nasi... Hmm... Menambah selera...

MARI MAKAN!!!
TERIMA KASIH ATAS MAKANANNYA!
Demikianlah acara makan-makan kita hari ini, sampai jumpa di lain waktu saat saya akan mereview makanan lainnya...






Selasa, 28 Februari 2012

Renungan 26 Februari : KECIL? Bukan Masalah.

KECIL? Bukan Masalah.

Ayat renungan Amsal 30: 24-28

Apakah kita sering dianggap remeh oleh orang lain hanya karena kita ini adalah minoritas dalam dunia kampus, pekerjaan ataupun dalam kehidupan bernegara?
Apakah kita sering juga dianggap kecil, diacuhkan, lemah, bodoh, tolol, bego, culun, cupu, tidak berdaya, mudah dikerjai dan lain semacamnya?
OK intinya: Kamu itu dipandang orang lain secara remeh dan lemah.
Jangan patah semangat, Penulis Amsal 30, Agur bin Yake dari Masa menulis Amsal sederhana yang menceritakan tentang 4 binatang kecil dan lemah yang menjadi perlambangan bagaimana orang-orang kecil dan lemah harus bertindak dalam hidup mereka: dengan cerdik dan pandai.
30:24. Di bumi ini ada empat macam binatang yang kecil tetapi pandai sekali, yaitu:

1. Semut: 30:25 Semut, binatang yang tidak kuat, tetapi menyediakan makanannya pada musim panas.
Semut adalah perlambangan kerja keras, kerajinan, kerja sama dan mempersiapkan diri di masa sulit. Semut dikatakan bukan binatang yang kuat walaupun demikian semut bekerja keras dan bekerja sama dalam membuat sarang, mencari makanan dan membawa makanannya kembai ke sarang. Semut mempunyai kemampuan daam pembagian pekerjaan, komunikasi antar anggota dan memecahkan persoalan.
Apakah anda pernah melihat bagaimana semut dapat membawa makanan kembali ke sarangnya walaupun jaraknya jauh, banyak rintangan dan penuh dengan bahaya? Walaupun jalannya kita ganggu atau halangi (dengan air atau benda lainnya) semut selalu saja dapat mencari jalan alternatif. Jikalau mereka harus membawa sesuatu yang besar mereka akan mengangkatnya secara bersama-sama. Selain itu, semut di belahan bumi utara, harus menghadapi musim dingin. Di musim panas di mana makanan masih berlimpah semut tidak berleha-leha dan bersantai-santai melainkan juga mempersiapkan diri untuk musim dingin di mana makanan sedikit, dan suhu yang rendah agar dapat bertahan melewati musim dingin.
Jadi kita diharapkan agar dari semut kita belajar:
1. Kerja keras: Tidak ada hasil yang datang tanpa bekerja. Hard works do pays.
2. Rajin: Kemalasan tidak akan memberikan hasil apapun. Pekerjaan yang dikerjakan dengan rajin dan serius dapat menghasikan keluaran yang jauh lebih bermakna dibandingkan pekerjaan yang dikerjakan asal2an.
3. Kerja sama: Dalam memecahkan masalah yang tidak dapat dikerjakan kita sendiri, bantuan orang lain juga dibutuhkan. Demikian juga orang lain yang bermasalah, juga wajib kita bantu,
4. Mempersiapkan diri dengan baik: Kita tidak tahu di masa depan akan terjadi apa, oleh karena itu kita wajib mempersiapkan diri kita menghadapi segala kemungkinan, Sedia Payung Sebelum Hujan.

2. Pelanduk. 30:26 Pelanduk, binatang yang lemah, tetapi membuat rumahnya di bukit batu.
Pelanduk atau dalam ayat ini yang dimaksud adalah Hiraks Batu (Procavia capensis) yang merupakan kerabat terdekat gajah. Hiraks batu ini kecil (tidak seperti kerabatnya Gajah yang besar) namun walaupun dia kecil, hiraks ini dikatakan cerdik, karena dia dapat memanfaatkan lokasi hidupnya sebagai tempat perlindungan.
Bukit-bukit berbatu banyak terdapat di Timur Tengah, panas, kering, makanan sedikit, banyak predator, bukan tempat hidup yang nyaman. Hiraks merupakan makanan Burung-Burung Pemangsa seperti Elang, atau Karnivora seperti Kucing Gunung. Hiraks tidak dapat menghadapi kedua hewan ini secara langsung, oleh karena itu dia memanfaatkan lubang-lubang yang banyak terdapat di bukit-bukit batu sebagai tempat perlindungannya.
Kehidupan dan pekerjaan kita bagaikan bukit-bukit batu, kering, panas, sedikit hiburan, banyak tekanan dan halangan. Namun sama seperti hiraks batu ini kita haruslah cerdik dalam menemukan celah-celah kesempatan, dan menggunakan celah-celah tersebut untuk mengubah sebuah ketidakmungkinan menjadi sebuah kepastian.
Hiraks adalah perlambangan Kecerdikan yang harus kita punyai dalam menghadapi gunung batu bercadas

3. Belalang 30:27 Belalang, binatang yang tidak mempunyai raja, tetapi berbaris dengan teratur.
Belalang adalah perlambangan disiplin, baik disiplin dalam hidup pribadi maupun dalam bermasyarakat. Juga merupakan perlambangan bahwa orang-orang kecil pun dapat melakukan sesuatu yang besar.
Belalang adalah perlambangan disiplin dalam kehidupan. Bahkan tanpa komando pun belalang dikatakan tahu di mana posisinya sehingga dapat berbaris dengan teratur. Oleh karena itu kita juga harus demikian, walaupun tanpa diperintah atau disuruh-suruh kita melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawab kita. Demikian juga dalam kehidupan kita bermasyarakat, tanpa disuruh-suruh kita tahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, tidak melanggar hukum dan norma yang ada. Disiplin waktu, disiplin hidup, disiplin kerja dan disiplin hukum. Ingat harus disiplin.
Pernah melihat wabah belalang? Dalam jumah besar bealang bahkan dapat menutupi langit dan matahari, bahkan dapat menghancurkan padang rumput dan ladang yang luas dalam waktu yang singkat. Artinya, walaupun kita termasuk orang-orang kecil, jika orang-orang kecil bersatu dalam sebuah tujuan yang sama dan displin mengejar tujuan tersebut, kita dapat menghasilkan dampak yang besar.

4. Cicak. 30:28 Cicak, binatang yang dapat ditangkap dengan tangan, tetapi terdapat di istana raja.
Cicak itu adalah binatang yang sebagian besar orang anggap remeh, binatang hina, hama rumah. Tapi tahukah anda bahwa cicak yang ada di rumah kita bahkan ada di istana raja atau istana presiden? Apakah kita bisa bebas keluar masuk istana raja atau presiden? Tidak bisa kan. Tapi cicak aja bisa. Apa artinya?
Terkadang orang-orang kecil yang kita anggap lemah dan hina dapat melakukan sebuah perkara besar yang bahkan sebagian besar orang lain tidak bisa lakukan.
Bocah yang sempat membuat kebakaran gerbong kereta api sewaktu eksperimen kala remaja: Dia berhasil menciptakan Lampu Listrik Pertama
Bocah yang ditolak sekolah karena dianggap bodoh: bisa merumuskan teori Relativitas
Mahasiswa yang merakit komputernya sendiri di garasi rumah: Menjadi Pemilik Perusahaan Komputer Terbesar di dunia.
Jadi hanya karena dunia dan orang lain meremehkan kita, kita tidak bisa melakukan hal-hal yang besar.
Tapi dengan syarat, kita harus rajin seperti semut, cerdik seperti pelanduk dan disiplin seperti belalang supaya kita bisa melakukan hal yang besar seperti cicak.

KECIL? Mari kita katakan, "Bukan Masalah."

Sabtu, 18 Februari 2012

Kebenaran Mengenai Sejarah Hari Valentin.

Hari valentin adalah hari kasih sayang yang banyak diperingati di dunia barat dan asia. Namun masih banyak orang yang belem mengetahui secara pasti asal usul hari Valentin.

1. Hari Valentin tidak berasal dari Lupercalia.
Tidak seperti yang dipercayai banyak sumber (bahkan ensiklopedia sekalipun), Valentin tidak berasal dari Lupercalia. Lupercalia adalah sebuah festival bangsa Romawi kuno yang merupakan festival penggembalaan untuk menghormati dewa Lupercus (Yunani: Pan), yakni dewa para penggembala (15 Februari adalah hari kuil Luperculus nya didirikan). Selain itu festival ini juga untuk menghormati Lupa, serigala yang menyusui pendiri kota Roma, Romulus dan Remus. Tujuan Lupercalia adalah untuk menyucikan (latin: Februa, bandingkan Februari: bulan penyucian) kota Roma, menghalau roh-roh jahat dan menjamin kesehatan dan kesuburan para penduduk Roma. Festival ini tidak ada hubungannya dengan cinta, kasih atau sesuatu yang romantis sekalipun. Orang-orang membingungkan Lupercalia sama dengan Valentin karena sama-sama diperingati pada pertengahan bulan Februari. (Bandingkan Plutarch: Lives of Caesar, Ovid: Fasti, Livy: Ab urbe cordita, ketiganya adalah sejarahwan kuno dari Roma)

2. Paus Gelasius I tidak menggantikan Lupercalia dengan hari Valentin
Beberapa orang mengganggap bahwa Paus Gelatius I mengeluarkan perintah gereja untuk menggantikan Lupercalia dengan hari Valentin. Ini adalah klaim yang salah.
Paus Gelasius I (menjadi paus selama tahun: 492-496; jangan bingungkan dia dengan Gelasius II: 1118-1119) adalah Paus yang terkenal dengan ortodoksi yang ketat. Selama masa kepemimpinannya dia berusaha menghapus tradisi dan festival yang berasal dari penyembahan berhala dan menggantikannya dengan hal-hal yang lebi h bermakna kekristenan. Hal ini dapat dilihat dari kiriman surat Gelasius I kepada senator Roma Anromachus mengenai kritik masih dirayakannya Lupercalia oleh rakyat jelata. Gelasius I berhasil menghapus Lupercalia pada tahun 496, sebuah peringatan penyucian dan persembahan yang tidak gerejawi, dan digantikan maknanya oleh Candlemas atau dikenal  juga di Indonesia sebagai Pesta Yesus dipersembahkan di Kenizah, sebuah peristiwa penyucian dan persembahan juga yang lebih mempunyai makna bagi iman Kristen yang diperingati tanggal 2 Februari.
Mengapa orang menghubungkan Valentin dengan Paus Gelasius I? Karena pada tahun 496, Gelasius I  menghimpun nama-nama Martir yang telah mati akibat imannya dibawah serangkaian penganiayaan selama masa gereja-gereja awal. Gelasius I memasukkan nama Valentinus di antara nama para martir dan santo, dan menetapkan masa peringatan bagi Valentinus pada tanggal 14 Februari. Orang-orang salah mengartikan penetapan peringatan Santo Valentinus ini dengan usaha Gelasius I menghapuskan Lupercalia.

3. Siapa Santo Valentinus itu?
Ada 14 Santo dan Martir yang bernama Valentinus pada masa gereja mula-mula (Valentinus adalah nama yang sangat umum). Dari kesemuanya itu ada 3 nama Valentinus yang berhubungan dengan tanggal 14 Februari. Yakni Valentinus dari Roma (martir 296), Valentinus dari Terni (Martir 200an) dan Velentinus dari  Afrika (martir 200an).
Valentinus dari Roma adalah seorang uskup Roma yang martir di bawah penganiayaan semasa kaisar Klaudius II (Klaudius Gotikus) dan dikuburkan di Via Flaminia.
Valentinus dari Terni adalah seoranga uskup di Terni, sebuah kota kecil di utara Roma, di bawah penganiayaan semasa Kaisar Aurelius dan juga dikuburkan di Via Flaminia.
Sedangkan tidak banyak yang diketahui mengenai Valentinus dari Afrika selain dia martir bersama beberapa saudara seiman.
Sama sekali tidak ada hubungan antara kemartiran mereka dengan cinta romantis (kecuali cinta pada TUHAN tentunya) dan bahwa mitos bahwa Valentin martir membela pasangan adalah mitos modern tambahan di atas legenda lama.

4. Hari Valentin baru dihubungkan dengan Cinta Romantis pada abad-14 dan ‘ditemukan’ pada abad ke-19
Pada tahun 1382, penyair kenamaan Inggris Geoffrey Chaucer mengarang buku puisi berjudul Parlement of Foules sebagai bagian dari peringatan ulang tahun pernikahan Raja Richard II dari Inggris dengan Ratu Anna dari Bohemia. Dalam salah satu baitnya menghubungkan hari Valentin dengan burung-burung yang berpasangan (hal yang aneh mengingat kalau bulan Februari masih musim dingin di Inggris). Sampai pada masa Chaucer, peringatan Santo Valentin sama sekali tidak memiliki makna cinta romantis dan diperingati sama dengan peringatan santo-santo lainnya.
Lalu pada abad ke-18, Alban Butler (1759) menulis Lifes of Principal Saints dan mengutip puisi Chaucer dengan menghubungkannya kebiasaan abad pertengahan, seorang gadis mengambil nama seorang pria dari vas atau kendi untuk mencari pasangan, yang Alban anggap adalah Lupercalia (padahal bukan). Kebiasaan ini tampaknya berasal dari daerah Balkan atau Eropa Tengah. Kemudian orang-orang  (terutama para penyair) mulai menghubungkan valentin dengan pernikahan para burung dan kemudian dengan pasangan (manusia, bukan burung). Lalu pada tahun 1797 di Inggris, sebuah artikel menyarankan mengirim kartu Valentin kepada pasangan sebagai salah satu ide romantis. Lalu selama 1800-an hari Valentin menjadi hari dimana orang-orang Inggris mengirimkan surat dan kartu ucapan kepada pasangan , teman dan keluarga (efek samping: bisnis penerbitan dan kantor pos meningkat).  Kebiasaan ini dibawa oleh para imigran Inggris ke Amerika dan hari Velentin pun juga terkenal di sana. Dari Inggris dan Amerika, kebiasaan ini menyebar ke negara-negara lain. Jadi sebenarnya hari Valentin adalah hari raya sipil bukan agama, walaupun didasarkan pada peringatan Santo Valentin, namun dengan makna dan penekan yang berbeda.
Hal yang unik adalah di Eropa Timur, Cinta Romantis justru bukan dihubungkandengan Santo Valentinus  tapi dengan Santo Antonius, Santo Vincentius dan Santo Gregorius, kenapa tidak ada hari Antoni, Hari Vincen atau Hari Gregori ya?

5. Hari Valentin Modern di Masa Modern.
Hari valentin dengan bentuknya sekarang (yang terpenggal dari maksud awalnya) yakni  hari untuk memperingati cinta kasih dan romantisme dapat dikatakan temuan Eropa Barat. Hari ini banyak dipublikasikan dan dikomersialisasi di Barat untuk bisnis bunga, kartu, coklat dan permen pada tahun 1900-an dan mulai diperingati oleh kalangan muda negara-negara lain seperti Eropa Utara, Eropa Timur, dan Asia seiring dengan menyebarnya budaya Amerika dan Inggris paska Perang Dunia 2 dalam bentuk film dan musik. Termasuk ke Indonesia.
Masing-masing negara kemudian mengadaptasi Hari Valentin sesuai dengan budaya negara masing-masing seperti Skandinavia dimana hari tersebut digunakan untuk mengirim surat dan hadiah kepada teman-teman, atau Jepang di mana ada 2 jenis coklat Hari Valentin digunakan salah satu untuk menyatakan cinta dan yang lain sebagai bentuk kasih sayang kepada teman atau keluarga.
Seiring dengan menyebarnya Valentin, banyak orang yang mempertanyakan asal muasalnya. Karena Santo Valentinus darimana hari Valentin ini meminjam nama adalah Santo Gereja Mula-Mula (yang sejarahnya sudah banyak terlupakan) banyak orang mengarang cerita atau merujuk pada tulisan Alban Butler sehingga mereka menghubungkan Hari Valentin dengan Lupercalia, dan karena riwayat Santo Valentinus tidak banyak diketahui, maka banyak orang menambah-nambahkan cerita sehingga ada unsur romantisnya.

Rabu, 08 Februari 2012

Sebenarnya ini renungan buat 5 Februari 2012 sih, tapi lupa diposting... hahahahaha...

SIAPAKAH AKU?

Matius 16 13-20

Alkisah suatu ketika, Yesus menanyakan sebuah pertanyaan sederhana kepada murid-muridnya, "Kata orang, siapakah aku ini?". Pertanyaan mngenai siapa Yesus ini adalah pertanyaan yang terus menerus ditanyakan dan terus menerus dijawab. Siapa Yesus itu adalah pertanyaan abadi yang memusingkan banyak pihak baik orang Kristen maupun bukan Kristen.

Pada saat itu, muridnya menjawab, bahwa menurut orang, yesus itu adalah Yohanes Pembaptis yang hidup lagi, Elia, Yeremia atau salah satu dari para nabi.
Saat ini, banyak pendapat orang mengenai Yesus. Ada yang berkata bahwa Yesus adalah nabi ke-sekian, ada yang bilang Yesus adalah guru yang baik, ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah tokoh manusia terbesar didalamnya, ada yang bilang Yesus reinkarnasi ini itu. Intinya berbagai orang dan aliran telah berusaha menjawab siapa Yesus itu menurut pemahaman mereka masing-masing.

SIAPA YESUS? adalah sebuah pertanyaan yang penting, karena jawaban dari pertanyaan ini akan menentukan bagaimana seseorang menempatkan bersikap terhadap Yesus dalam kehidupan seharihari dan dalam kerohanian mereka. Ateis percaya bahwa Yesus adalah manusia biasa, Skeptik percaya bahwa Yesus tidak pernah ada ciptaan manusia, Islam percaya bahwa Yesus adalah seorang nabi yang besar, Kristen percata bahwa Yesus adalah Kristus Putra Tunggal Allah yang Kekal, Mesias Juruselamat Manusia. Saya tidak akan mempermasalahkan hal ini pada kesempatan ini.
Yang mau saya sorot adalah: terkadang kita menjawab siapa Yesus tersebut bukan atas pemahaman dari kita sendiri tapi karena kita 'menjiplak' jawaban orang lain. Kita 'mencontek' apa kata Pendeta kita, kata kakak rohani kita, kata teman kita, kata teologiawan A, kata teologiawan B, kata si ini kata si itu. Walaupun kita mendapat pengajaran yang benar mengenai siapa itu Yesus, walaupun kita sudah seringkali membaca Alkitab, namun seringkali kita masih tidak mempunyai pemahaman dan pengenalan yang benar akan Yesus. Intinya adalah bahwa seringkali jawaban tersebut bukan berasal dari kita. Bukan ini yang diinginkan TUHAN.

TUHAN menghendaki jawaban, "SIAPAKAH AKU?" bukan dari apa kata orang lain, atau hanya dari sesuatu yang kita dengar, tapi dia ingin jawaban tersebut berasal dari pengenalan pribadi kita akan Yesus. Iman itu bukanlah sesuatu yang Blind trust (hanya percaya saja tanpa tahu apa-apa) kita berjalan saja tanpa tahu di depan kita ada apa. Iman Kristen adalah kepercayaan yang dapat melihat, Mungkin kita tidak tahu didepan kita ada apa, tapi kita percaya karena walau kita tidak kenal jalannya di hadapan kita, kita mengenal penuntun jalan kita dan dia sudah memberikan gambaran seperti apa jalan di hadapan kita. Iman kita bukan pada sesuatu yang tidak nyata namun pada sesuatu yang ada, nyata dan benar. Pengenalan akan Yesus adalah dasar dari IMAN kita. Kristologi (pengenalan akan Kristus) yang benar adalah dasar dari seluruh Teologi Kristen.
Jadi, Yesus sedang bertanya pada kita, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"

Simon bin Yunus yang juga mempunyai nama lain Petrus atau Kefas, adalah salah seorang murid pertama Yesus. Dia sudah bersama Yesus sejak sejak Yesus pertama kali melakukan pelayanannya di dunia. Dia sudah sering melihat Yesus melakukan mukjizat. Dia sudah sering mendengarkan pengajaran Yesus. Dia sudah melihat 'orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepda orang miskin diberitakan kabar baik.' Simon sudah melihat pengajaran dan pekerjaan Yesus, dia mempunyai pengenalannya sendiri secara pribadi akan Yesus. Siapakah Yesus menurut Simon?
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang Hidup." Ini adalah jawabannya yang idasarkan atas pengenalan Simon akan pribadi Yesus.

Jadi siapakah Yesus menurut Anda? Jangan gunakan jawaban dari teologiawan, jangan gunakan jawaban dari siapapun juga, coba gunakan jawaban Anda sendiri. Siapakah itu Yesus?
Kalau Anda sudah menjawab siapa itu Yesus, seberapa jauh pengenalan Anda kepadanya?
Kalau Anda masih tidak tahu atau tidak kenal atau tidak bisa menjawabnya, coba bacalah Alkitab, bacalah catatan pekerjaan, catatan pelayanan, catatan pengajaran, catatan penebusan yang terdapat dalam Injil. Bacalah apa kata para rasul mengenainya. Apa kata orang-orang yang diubahkan setelah mengenal-Nya. Karena Anda tidak mungkin menjawabnya kalau Anda belum banyak mengenal-Nya bukan?
Setelah itu coba Anda renungkan dan berdoalah pada Allah (karena pada akhirnya Allah-lah yang menganugerahkan pernyatakan siapa itu Yesus pada Simon).
Jadi apa jawaban yang Anda temukan? Bukan perkataan saya, bukan pula perkataan orang lain, tapi sesuatu yang berasal dari pengenalan pribadi Anda akan Yesus.
Jadi, siapa Yesus itu?

Senin, 06 Februari 2012

Pendapat saya tentang pacaran...

Tujuan Berpacaran adalah untuk Menikah, masa pranikah,,, Kalau nggak begitu buat apa orang pacaran???
Kalau ga ada niat menikah, lebih baik ga dilanjutkan...

"Serem banget ya?", "Waahhh... ekstrim", "Santai aja bro" adalah respon yang sering saya dengar...
Tapi kalau PACARAN hanya untuk MAIN-MAIN saja, buat apa pacaran? berteman kan juga bisa MAIN-MAIN... bisa ajak makan sama2, bisa pergi jalan sama2, bisa nonton sama2, sama ajakan? Ato kalian pacaran cuma nafsu aja?
Bagi saya:
Sama seperti tidak ada yang namanya Pernikahan main-main, tidak ada yang namanya Pacaran main-main...

Mungkin karena pola pikir saya yang super ekstrem ini, saya masih single, karena saya tidak dalam posisi dapat menikahi siapapun dalam 5 tahun ke depan.
Tidak punya pekerjaan tetap, tidak punya kematangan pribadi, belum dapat mandiri, bukannya ini adalah kriteria menantu, suami dan ayah paling buruk sedunia???

Masih soal prinsip pacaran saya:

Prinsip pertama adalah: "No Hugging, No Kissing", soalnya kalo ga saya batasi nanti 'insting melangsungkan kelestarian spesies' dapat melebihi faktor rasional otak saya...

Prinsip kedua adalah: "Niktofobia" Hindari tempat gelap. Selain karena saya rabun malam, juga karena kegelapan dapat meningkatkan insting berkembang biak baik melalui proses biologis (neurobehavior), psikologis, maupun sosial budaya. Prinsip ini dapat mempunyai pengecualian kalau untuk nonton bioskop, candle light dinner, atau aktivitas yang membutuhkan input cahaya rendah seperti melihat kembang api atau pertunjukkan sinar laser.

Prinsip ketiga adalah: "Sosiofilia", yang berati bahwa selama berpacaran saya lebih senang di tempat yang ramai. Prinsip ini juga berati saya tidak akan meninggalkan kehidupan sosial saya hanya gara2 pacaran. Jangan gara2 pacaran, hubungan pertemanan dan keluarga jadi terabaikan. Itu bukan pacaran yang sehat, tapi sosiopatologis. Selain itu kalau terjadi permasalahan, saya yakin dan percaya sahabat2 saya pasti dapat menolong kami. "Homo socialis". Manusia makhuluk sosial bukan individual.

Prinsip keempat adalah: "Holistik", yakni bahwa saya berusaha mengenal pribadi wanita di depan saya secara keseluruhan, dan tidak berhenti pada dirinya saja, namun juga pada mimpi2nya, cita2nya, pandangan hidupnya, keluarganya, teman2nya, pekerjaannya, intinya keseluruhan esensi dan eksistensi dirinya. Demikian juga dia terhadap saya. Pengenalan satu sama lain akan membantu kami menyesuaikan diri satu sama lainnya nanti. Jadi kalau pacaran cuma tahu eksterior, tapi ga tahu interior, sistem pelistrikan, sistem ledeng, sistem pembayaran, keadaan cuaca, keadaan lingkungan dan lain2, apa bedanya kalian dari orang yang cuma numpang lewat aja???

Prinsip terakhir adalah: "Tidak Merusak Segel Garansi Kalau tidak Membeli" kiarena barang yang saya sedang lihat-lihat belum tentu saya yang jadi pemilik akhirnya. Jadi daripada merugikan konsumen definit lebih baik barangnya tetap dalam kondisi original. "Pecah berarti membeli" sudah tidak berlaku lagi di jaman dengan penuh kebebasan ini... Jadi jangan lapor YLKI kalau barang sudah tidak ori yah... Saya juga tidak peduli ori atau bukan sih sebenarnya...

Mengurut dan Persalinan Sungsang

Mengurut dan Persalinan Sungsang
(dalam Bahasa Sederhana)
oleh: Chung Andirius

Persalinan sungsang adalah persalinan di mana anggota badan bayi lain lahir terlebih dahulu sebelum kepala.
Sebelum persalinan terutama pada kehamilan kurang dari 9 bulan, bayi dapat berada pada posisi manapun di dalam janin. Pada usia kandungan 7 bulan (28 minggu) sekitar 25% janin akan berada pada posisi sungsang, dan pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu) sekitar 11% janin akan berada pada posisi sungsang. Sebelum persalinan dimulai bayi umumnya dapat berputar sendiri ke posisi janin normal di mana kepala janin berada ke arah bawah di pintu keluar rahim, sehingga hanya sekitar 3% dan 4% dari kehamilan akan mengalami sungsang pada saat kelahiran. Kehamilan sungsang dapat diakibatkan oleh gangguan janin dan ibu, atau akibat posisi plasenta (ari-ari), atau hanya kebetulan terjadi.

Persalinan sungsang memiliki resiko yang lebih besar daripada persalinan normal bagi ibu dan bayi, terutama jika penolong persalinan tidak memiliki kompetensi dan pengalaman dalam menangani persalinan sungsang. Salah satu usaha untuk ‘memperbaiki’ persalinan sungsang di masyarakat adalah dengan ‘mengurut’ bayi kembali ke posisi normal yakni kepala bayi berada di bawah. Namun apakah tindakan tersebut tepat atau tidak? Dan kapan sebaiknya dilakukan?

Dalam bidan kebidanan tindakan ‘mengurut’ bayi kembali ke posisi normal juga dikenal walaupun memiliki sedikit perbedaan. Tindakan ini dinamakan ‘external cephalic version’ atau ‘versi kepala luar’. Dalam tindakan ini, bidan atau dokter menggunakan serangkaian tekanan pada dinding perut untuk memanipulasi posisi bayi. Hal ini berbeda dari ‘internal podalic version’ dimana bayi diputar dari dalam rahim.

Teknik ini dilakukan bukan dengan memijat-mijat namun dengan meletakkan satu tangan di bagian perut di mana bokong bayi berada dan tangan yang satu lagi memegang bagian perut di mana kepala bayi berada. Tangan yang memegang bokong lalu mendorong bokong ke arah atas dari samping. Kemudian dengan perlahan-lahan kedua tangan ‘mendorong’ bokobng dan kepala searah dengan jarum jam. Jika kepala masih tidak dapat berputar, maka putaran dilakukan berlawanan arah dengan jarum jam. Percobaan ini sebaiknya dihentikan jika ibu merasakan rasa nyeri atau tidak enak, detak jantung janin menurun atau gagal etelah dilakukan berulang kali.

Memanipulasi janin dalam rahim adalah sebuah perkara yang harus dilakukan secara hati-hati karena akan mempengaruhi pasokan darah ke ari-ari yang merupakan pusat pertukaran oksigen dan sari makanan dari ibu ke janin. Jika pasokan darah berkurang ke arai-ari maka janin dapat mengalami kekurangan oksigen yang ditunjukkan dengan melambatnya detak jantung janin. Yang jika dibiarkan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kegawatan janin yang dapat berujung pada kematian janin. Resiko lain yang dpat timbul adalah abruptio plasenta (ari-ari lepas dari dinding rahim), ruptur uterus (rahim ‘robek’), embolisme cariran amnion (masuknya cairan ketuban ke dalam darah), perdarahabn fetomaternal (perdarahan ibu dan janin), dan preterm labor (kehamilan sebelum waktunya).

Oleh karena itu tindakan memanipulasi janin seperti urut dan versi kepala luar sebaiknya dilakukan di tempat yang mempunyai alat pemantauan janin dan asumber daya untuk mengatasi komplikasi yang dapat timbul kemudian, seperti di klimnik bersalin atau rumah sakit. Penelitian menemukan bahwa versi kepala luar atau teknik lain dalam memutar bayi tidak memberikan efek apapun terhadap persalinan pada kehamilan sebelum 34 minggu. Hal ini berarti sebelum usia kehamilan 34 minggu, mengurut atau memijit perut agar bayi tidak sungsang tidak memberikan manfaat apapun dan malah dapat berpotensi membahayakan janin. Penelitian menemukan pada usia kehamilan 34-36 minggu tindakan memutar bayi tidak memberikan hasil yang lebih baik dari tidak dilakukan tindakan pemutaran bayi. Tindakan pemutaran posisi bayi sungsang baru ditunjukkan bermanfaat pada usia kehamilan 37 minggu. Wlaupun demikian tindakan pemutaran pada saat kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul (sudah akan mulai persalinan kala I) sangat tidak disarankan dan berbahaya.

KESIMPULAN:
  1. Posisi bayi pada usia kehamilan kurang dari 9 bulan dapat sungsang namun dapat berubah menjadi normal tanpa manipulasi apapun.
  2. Tindakan pemutaran janin mempunyai resiko terhadap ibu dan janin sehingga sebaiknya hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan di tempat yang mempunyai sumber daya untuk mengawasi keadaan janin dalam rahim dan mampu mengatasi permasalahan yang dapat muncul.
  3. Tindakan pemutaran janin baru menghasilkan hasil yang bermakna setelah usia kehamilan mencapai 37 minggu.
  4. Tindakan pemutaran janin sebelum usia kehamilan 34 minggu tidak memberikan hasil apapun dan malah berpotensi berbahaya terhadap ibu dan janin.

SARAN:
  1. Jika bayi masih sungsang pada usia kehamilan 34 minggu ke atas, sebaiknya melakukan konsultasi ke dokter kebidanan atau ke bidan untuk dilakukan penilaian dan perencanaan persalinan.
  2. Tidak disarankan pemijatan atau pengurutan yang berlebihan dengan tujuan pemutaran bayi karena dapat berbahaya terhadap ibu dan janin.

REFERENSI LEBIH LANJUT.
  1. Cunningham FG, et. al. Chapter 24: Breech Presentation and Delivery (Bab 24: Presentasi dan Persalinan Sungsang). Williams Obstetric 22th Edition (Obstetri Williams, Edisi 22). 2005. McGrawHills.
  2. Hutton EK, Hofmeyr GJ. External cephalic version for breech presentation before term (Review) [Versi kepala eksternal untuk presentasi sungsang sebelum kehamilan cukup bulan (tinjauan)]. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2007
  3. Hofmeyr GJ, Kulier R. External cephalic version for breech presentation at term (Review) [Versi kepala eksternal untuk presentasi sungsang pada kehamilan cukup bulan (tinjauan)]. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2007

Minggu, 05 Februari 2012

Renungan 29 Januari: SIAPAKAH SESAMAKU?

Ringkasan Khotbah Minggu Ini, semoga ga salah...

Siapakah Sesamaku?

Ayat Perenungan: Yohanes 4:1-42

Cara kita memandang seseorang menentukan cara kita memperlakukannya.
Terkadang kita dengan semena-mena menghakimi dan memvonis orang lain itu berdosa, menjelek-jelekkan atau menyindir dan menyudutkan orang lain akan kesalahannya haya karena hal2 yang kita dengar dari orang lain maupun karena kita lihat sekilas.
Ada 3 hal yang mempengaruhi bagaimana cara kita memandang orang lain:
1. Jebakan stereotipe. Baik stereotipe jabatan, ras atau lain-lain. Kita seringkali menggolongkan orang2 ke dalam beberapa kelompok manusia baik berdasarkan uku, ras, agama atau lain2 dan kita mencantumkan serangkaian label-label seakan-seakan semua anggota dari kelompok tersebut akan bertindak dan bersikap seperti label-label yang kita 'paksakan'. Misalnya orang suku A suka ngayun2kan clurit, orang suku B pelit, orang suku C pemalas. Ini adalah hal yang salah! dan ngaco dan sangat tidak alkitabiah...
2. Prejudice alias prasangka. Seringkali sebelum kita mengenal orang kita telah memasangkan terlebih dahulu 'label2' hanya berdasarkan penampilan luar, perkataan awal atau lain2 tanpa mengetahui seperti apa sih isinya. Sama seperti kita mengatakan suatu produk makanan kaleng enak atau tidak hanya berdasarkan kemasan tanpa pernah mencoba isi dalam kalengnya. Hal ini juga salah, ngaco dan tidak alkitabiah.
3. Trend sosial. Kita menilai seseorang karena semuaorang lain juga menilainya demikian. Betulkah pola pikir yang seperti ini? Jawabannya tentu saja tidak, mengapa? karena orang lain saja benar. Gosip itu seperti kromosom bakteri, mudah mengalami mutasi dan degradasi informasi. Si A bilang ke si B: "Toko di sebelah bau busuk."; si B ke C: "Toko sebelah busuk, kurang bersih"; C ke D: "Toko sebelah ga bersih, jangan beli." dan seterusnya hingga akhirnya menjadi: "Toko sebelah jual makanan busuk." Hati2, gosip itu dapat menyesatkan dan disesatkan. Jangan jadikan persepsi sosial menjadi satu2nya tolak ukur menilai seseorang. Itu salah, ngaco dan tidak alkitabiah.

Homo Homini Lupus: Manusia adalah serigala bagi sesamanya. Kalau manusia merasa bahwa orang itu adalah bagian dari 'kawanan'nya maka ia akan membelanya, namun seandainya dia merasa orang lain 'bukan kawanan'nya maka halal untuk dimangsa. Dalam hal ini manusia tak kalah malah lebih ganas dari bintang terbuas sekalipun. Mengapa karena terdapat salah persepsi mengenai bagaimana memandang dan memperlakukan orang lain.
Manusia itu tidak sempurna dan seringkali berbuat salah dan dosa, namun seringkali juga manusia membesar-besarkan masalah, kesalahan dan dosa orang lain. Memberikan 'label', mencibir, melempar cacian dan sebagainya. Haruskah demikian?
jawabnya tidak, mari kita berkaca kepada tokoh yang selalu dapat memberikan panutan pada kita dan menjadi teladan dalam hal ini: Kristus Yesus.
TUHAN melihat sesuai proporsi yang ada: Tidak mengganggap seolah-olah wanita Samaria tersebut tidak berdosa namun juga tidak membesar-besarkan dosa wanita tersebut.
Mari kita telaah sebentar perihal wanita tersebut:
1. Dia telah menikah 5 kali. Mengapa bisa sedemikian banyak? Bisa saja karena dia diceraikan atau suaminya mati, jangabn kita vonis 'zinah'. TUHAN Yesus tahu hal ini, namun bukan ini yang dia permasalahkan. Oleh sebab itu Yesus menjawab penjelasan wanita tersebut bahwa dia tidak memiliki suami adalah "Benar." bukan "Salah."
2. Dia tinggal dengan pria dalam satu rumah tanpa ikatan pernikahan. Inilah kesalahan wanita tersebut, mengapa wanita tersebut tinggal serumah dengan pria tanpa menikah? Mungkin karena wanita tersebut susah mendapat persetujuan (siapa yang mengizinan kerabatnya menikah dengan wanita yang dah nikah 5 kali?) atau karena tidak direstui atau hal yang lain2. Namun tetap saja ini adalah pelanggaran dan inilah yang ditunjukan oleh Yesus kepada wanita Samaria tersebut.

Kita dapat belajar 2 hal dari Yesus:
1. Semua orang perlu mendapatkan kasih karunia dari TUHAN. Tidaklah heran Yesus memulai percakapan dengan kata 'kasih karunia'. Orang berdosa sekalipun perlu kasih karunia, maka dari itu kita perlu menunjukkan kepada mereka bagaimana bentuk kasih karunia tersebut. Gandhi pernah kecewa dengan orang Kristen di Afrika Selatan, mengapa? Karena mereka menganggap bahwa orang kulit hitam dan orang India tidak pantas mendapatkan kasih karunia. Ini adalah hal yang salah, TUHAN menerbitkan mataari untuk orang jahat dan baik, terlebih lagi anak TUHAN, harus menunjukkan kasih karunia kepada semua orang tanpa terkecuali.
2. Memperhatikan pergumulan orang lain. TUHAN Yesus tahu bahwa wanita tersebut mempunyai permasalahan dalam kehidupan perikahannya di mana wanita tersebut sudah menikah 5 kali dan sekarang tinggal dengan orang tanpa menikah. Dia tidak menghakimi wanita tersebut namun dia menunjukkan bahwa dia mengetahui dan mengerti permasalahan wanita itu. Di sini ada pengertian aspek empatik. Dalam hubungan manusia terkadang kita memperlakukan orang lain sbegai obyek dan kita sebagai subyek, sehingga terkadang kita tidak perduli... Seharusnya kita memperlakukan orang lain sebagai subyek juga seperti diri kita sendiri.

Jadi mari kita renungkan:
1. Apakah kita sering memperlakukan orang lain hanya karena kita memandang dia rendah atau jelak tau lain2 tanpa mengetahui duduk garis besarnya?
2. Apakah kita sering membesar2kan masalah orang lain? Menggosipkannya ke orang lain?
3. Apakah kita sering 'membuat' masalah bagi sesama kita akibat cara kita memperlakukan atau memandang orang lain?

Kita sudah tahu apa yang harus kita perbuat jadi seperti kata Yesus: "PERGILAH DAN BERBUATLAH DEMIKIAN."

Mencari Suara dalam Dunia Penuh Bunyi.

Spidol di tangan, papan putih di depan. Disuruh menggambar. Sederhana tapi susah jikalau disekitarmu penuh geledek menggelegar.

Pagi yang cerah, team building penuh dengan lomba. Salah satunya adalah lomba misterius dimana instruksinya hanya satu: siapa yang jago menggambar. Kelompok enam, kelompokku, ditawari untuk mengutus 2 orang untuk maju. Melihat kasak-kusuk tidak ada yang mau berdiri, aku mengajukan diri. Sementara di belakang, Novi didorong maju.
Mendengar instruksi, harus mengirim satu orang untuk ke baris paling belakang. Dengan sedikit kebingungan, Novi memilih di belakang. Sementara tugas menggambar, spidol jatuh ke tanganku. Setengah percaya diri, setengah ragu. Menyiapkan diri, tarik nafas...

Mendengar instruksi selanjutnya, nafasku terhenti di trakea. Orang di depan, menggambar menghadap ke papan tulis tidak boleh ke belakang. Sementara orang yang di belakang harus memberikan petunjuk benda-benda yang digambar. Ada 10 kelompok, ada 10 suara. Dan Novi bukan, hmm maksudku, aku tidak pernah melihatnya atau bahkan mendengarnya atau bahkan mengenalnya untuk mengeluarkan suara yang besar... Bagi yang tidak tahu, Novi adalah gadis dengan perawakan yang tergolong sederhana dan tidak boros ruangan. Anda dapat menarik garis lurus pada dirinya, tidak perlu mengeluakan kurva-kurva. Kesederhanaan raga yang hanya dapat diidam-idamkan sebagian besar insan dara dan jadi dambaan banyak wanita. Namun sekali ini Aku meminta maaf Nov, bukan lancang, tapi dengan badan mungil gemulai sepertimu bahkan suara terbesarmu masih akan kalah dengan suara-suara terkecil dari utusan kelompok lain. Merenungkan hal ini, lenganku lemas rasanya...

Perlombaan dimulai, aba2 diberikan. Dan belum semenit dimulai... Aku tidak bisa mendengar apapun, organ cortiku terkulai. Suara membahana seperti perang meriam. Aku tak tahu Novi ada bersuara atau tidak... Memasang telinga yang masuk hanya teriakan2 dari kelompok lain... Namun tiba2 aku sadar... Bagaimana membedakan suara Novi... Oh ternyata bisa! Bukan karena aku familiar... Suaranya masih asing bagiku, karena aku mendengar dia berbicara hanya sebanyak jari di tanganku... Jika dia berbicara dan Anda mengumpulkan 5 wanita lainnya, aku tidak akan bisa membedakannya... Bukan dari warna suaranya aku membedakan dirinya. Tapi dari volume. Di tengah gegap gempita, suaranya adalah suara yang sayu, suara yang sendu. Sekeras-kerasnya dia berbicara, namun bagaikan riak-riak kolam di tengah hujan, tertelan. Namun oasis bunyi yang kucari, suaranya, dengan hati2 kuteliti mendengar.

Menggemuruh.... Bukan suaranya...
Menggelegar... Bukan suaranya...
Menggempar... Bukan suaranya...
Ada suara yang pelan di antara badai bagaikan cerminan langit di danau pegunungan yang berair tenang... Inilah suaranya...

"Tabung", hanya itu yang bisa kutangkap dari instruksinya. Kata-kata yang lain hanya samar2, diterkam teriakan-teriakan kata2 yang saling timpa tak beraturan. Dengan sebisa dan secantik mungkin, kugambar tabung yang tampaknya kurang makan... Gemuk di kanan, kurus di kiri... Alasnya yang terlihat di bagian kir bagaikan lingkaran malas... Setengah elips, setengah parabola... Di sebelah kanan titik-titik perlambang alas yang terlihat terlukis dengan penuh kepenatan...

jongkok... menunggu dan mencari... suara Novi... Air tenang  diantara perang badai petir hujan... Terdengar... terdengar... Sebuah instruksi sederhana: "Tidak pakai titik-titik" sisanya kembali teredam suara berebutan masuk telinga. Titik2 yang kelelahan pun kuhapus...

Seisi kelas ribut, penuh ramai, tertelan suara-suara tak jelas asal dan tak jelas usul... Instruktur mengambil langkah... Instruksi diberikan secara bergantian... Namun dasar mahasiswa... Bakat ributnya tak bisa ditekan... Tak perlu lama, sebelum semuanya berebutan berteriak, tertawa, dan berteriak lagi...
Sebelum keributan Novi telah mnuntunku menggambar jajaran genjang dalam tabung, namun belum sempat dia melanjutkan... Pecah Perang Suara entah yang keberapa kalinya.

Suara lembutnya dengan cepat tergilas tank-tank kata-kata "Segitiga, segiempat, bukan disitu!". Bahkan untuk mendengar suaranya adalah hal yang mustahil. Telingaku dah penuh sesak dengan kata2 dan suara dan tawa dan entah apa lagi, tak yakin Novi dapat masuk degan kerumunan yang berdesak-desakan memukul gendang telingaku yang malang ini.

Terkulai, tutup spidol terpasang. Setengah menyerah... Mereka semakin bergebu-gebu memburu instruksi atau perintah? atau komando? yang jelas, sewaktu diberi tahu, "2 menit lagi" Semua berebut berkata-kata seakan bumi akan tiada dalam waktu 2 menit lagi. Tak ahu apakah Novi ada bersuara? Kalaupun ada aku tidak bisa mendengarnya, suara2 di belakang semakin menggila, memecah membelah...

namun keajaiban memang ada di dunia. Pada saat aku mengira, suara Novi tak mungkin bisa muncul di puting beliung kata ini, bagaikan embun di gurun Sahara, suaranya muncul... Bukan samar2, tapi cukup bisa kudengar... Suara sayu dan sendu yang berkata "Garis! Jajar genjangnya tarik garis!" dan kembali menghilang terinjak-injak teriakan-teriakan yang menjejali meatus auditorius eksternusku... Tarik garis!!! Kembali menunggu lagi suara pelannya namun waktu habis...

Lomba ronde ini selesai... Dan penilaian dilakukan... Aku sudah tidak berharap banyak... Apakah kalah? LIhat gambar2 kelompoki lain... Ada yang berbentuk ada yang bagai pesta bidang datar yang termutilasi, ada yang reuni garis-garis, ada yang tampak seperti gambar psudo Escher... Hmm... Mungkin ada harapan...

Gambar asli diperlihatkan... Kaget! Ternyata di luar dugaan dan segala akal sehat... Selain garis diagonal gambarku seperti pinang dibelah dua... Kelompok kami dapat nilai angka... Tidak disangka, instruksi yang diberikan dengan suara yang terdengar sayup-sayup lebih berbentuk daripada yang diberikan dengan suara menggelegar...
Konon katanya antara saya dan dia adalah hubungan ekstrasensorial... Mungkin ada, namun itu tidak penting, yang benar adalah... Aku bisa mendengar suaranya, karena dalam suaranya adalah keheningan dalam keributan, oasis di tengah gurun, danau tenang di bawah Niagara... Aku tidak mencari suaranya... Suaranyalah yang datang padaku... Terimakasih Novi, kau telah mengajarkan ku bagaimana mencari sesuatu yang indah dalam dunia yang ribut ini.
Pembelajaran seumur hidup. Setiap hari adalah penemuan yang baru.
Sekian.

BOSAN DI KELAS, TULIS DI KERTAS

Kelas riuh rendah; semua orang melemparkan suaranya. Pasar kata-kata yang hilir mudik di tengah udara. Aku menggemeretakkan jari menanti acara kapan mulai, kapan selesai, sementara deret belakang berbunyi ricuh. Memandang berkeliling: ada yang menghafal, ada yang membaca-baca bahan ujian, ada yang hanya bertukar cerita saja. Bicara ini, bicara itu, kata dan suara timpa jadi satu, kakofoni serentak yang mengaburkan pendengaran.

Lihat jam di hape, delapan kurang lima, acara masih belum dibuka. Membunuh kebosanan dengan menyelipkan jari-jari, sementara kemacetan bunyi masih terjadi. Tak sabar, menengok ke belakang, dosen menunggu di pintu gerbang, entah apa yang dinanti. Persiapan? Rekan? Kelas tenang? Misteri...Memandang  ke luar jendela, matahari mulai menyiksa bumi, atau membelai atau ini hubungan sado-masosisme? Sinar matahari yang menyusup di antara kaca-kaca berdebu, memantul di lantai keramik dan terpancar antara deret- deret kursi yang penghuninya sibuk satu sama lain. Spanduk di depan, terpajang menyelimuti papan putih yang menghitam oleh tinta keras bertahun-tahun, saksi bisu beratus-ratus jam kuliah dan ketidakpedulian. Spanduk di depan, berayun pelan, tak dihiraukan para mahasiswa yang tampaknya makin senang meninggikan suaranya.

Lihat lagi, tengok kanan kiri, dosen tak terlihat lagi. Mahasiswa makin tak tenang, beranjak meninggalkan kursi. Semua mulai membuat forum diskusi sendiri, berdebat, bercurhat, bercakap-cakap. Lihat jam di hape: Delapan lewat. Apa ada sesuatu yang gawat? Kalau tidak kapan acara ini dilawat? Tunggu apa lagi. Sementara itu, sayup-sayup berubah menggubah bak air bah.Bosan. Lebih baik melihat ke luar jendela. Hari ini langit biru cerah, cemerlang, bebas mega (bukan mega yang itu, hyehyehye..) Menghampar luas di balik rimbun kehijauan yang sesekali bergoyang didorong angin barat. Lukisan visual yang indah, namun di belakang masih simfoni orkes mahasiswa berbunyi tanpa harmonisasi.Lihat lagi, lihat sekali, mana dosen? Hanya pintu sendiri. Mahasiswa berdiri, berpidato, bersurat, berberita. Sama seperti pasar saham hanya komoditas yang ditukar adalah suara. Namun akhirnya, acara dimulai jua dan pasar suarapun tertutup paksa. Biarlah kelas dibuka!

SETELAH BEBERAPA WAKTU KEMUDIAN

Lewat pembukaan yang satu kembali menunggu. Menunggu pembicara, menunggu gliran mengisi kertas absensi, yang entah di mana. Yang tadinya sunyi senyap kini bunyi menggegap.Kembali dibuka segera, Pasar Suara. Melihat sekali lagi keluar jendela, kali ini dengan kantuk. Goyangan peopohonan rindang bagaikan buian tilam. Namun tak boleh jatuh tertidur, kalau tidak ingin timbul masalah. Kiri-kanan semua mulai lagi; aku di sini ingin pergi, namun masih menunggu absensi. Kapan datang? Biar bisa cepat kuisi.

BEBERAPA LAMA KEMUDIAN

Absen sudah diisi, namun masih menanti. Duduk di terali memandang halaman. Sialan, di depan malah ada pemandangan burung pacaran di rerumputan. Sebuah hinaan atau ironi alam padaku?Pesawat tempur memotong angkasa, tinggalkan jejak awan putih menyilet langit. Capung menari-nari antara sela bunga-bunga teratai di kolam tengah; air tenangnya menyembunyikan katak yang bersembunyi antara kisi daun-daun teratai. Di kejauhan burung-burung bernyanyi di antara sunyi.
Sunyi?
Keheningan mencekam. Jika kelas yang tadinya ribut menjadi tenang artinya dosen sudah datang. Dengan cepat melompat berlari ke kelas, menarik kursi ke belakang, karena kuliah adalah sedatif yang kuat.

CATATAN BERAKHIR DI SINI...

Dress Code, Ibadah, dan Gereja

Hari ini saya dapat sebuah perenungan tanpa sengaja. Memang benar bahwa manusia dapat dan selalu belajar dari sekelilingnya. Lifetime learning.

Alkisah saya duduk seperti biasa di bangku baris paling belakang (mengapa belakang? mengapa bukan depan? nanti saya akan ceritakan). Lalu 2 baris di depan saya ada 3 cewe (masih muda) SMA kali ya? Nah yang jadi permasalahan... Sebelum itu... Harap paham satu hal.. Saya ini tidak punya maksud apa-apa, hanya saja mata saya ini menemukan hal ini saja. OK kita lanjutkan, Nah salah satu dari 3 cewe tersebut memakai baju onepiece katun warna putih yang model miniskirt. Sebagian besar pahanya dapat kelihatan. Bukan masalah besar sih buat saya, karena seumur-umur saya sekolah, kuliah anatomi dan magang, saya dah melihat ribuan miniskirt dan saya sudah puas memandangi paha ayam (apa maksudnya?). Yang jadi permasalahan adalah karena OnePiece Dress warna putih tersebut 'tembus pandang'...

Anda sekalian pasti pernah tahu bahwa kain itu sebenarnya adalah kumpulan benang dengan 'pori-pori' diantara benang yang kalau longgar dapat 'mempertunjukkan' apa yang ada di bawahnya. Seperti rajutan benang wol ada celah diantaranya. Nah beberapa kain katun bisa melar, namun sewaktu kain katun ini melar maka 'pori-pori' diantara rajutan benang di kainnya akan melar (baca:membesar). Akibatnya dapat anda ketahui bukan? Karena dia memakainya secara ketat (yang pasti kain pasti melar) maka apa di balik bajunya akan terlihat. Baju di depan sih memang berpola gambar (ga tahu gambar apa, abstrak), tapi di bagian belakang yang polos putih,. maaf saja, bra dan celana dalamnya yang berpola strip garis-garis dapat saya lihat dengan 'jelas'. Sangat jelas malah. Respon saya adalah 'HAH?!?!?!?!?' dia ga nyadar apa yah??? Saya kaget ada orang memakai pakaian seperti ini ke gereja...
Kalau cuma saya saja sih ga masalah, saya dah sering lihat lingerie di cucian dan etalase toko (maksudnya apa nih?) Namun Bagaimana dengan 2 orang remaja cowo di bangku depan saya??? Mereka DUDUK tepat dibelakang si cewe tadi dan sering berulang kali memandang dan cekikikan sepanjang ibadah entah karena apa. Saya tidak tahu apakah si cewe ini sadar atau malah menikmati perhatian dari para lelaki ini? Saya ingin menegur sang cewe ini namun saya bingung harus berkata apa... "Maaf ya dik, pakaian anda 'tembus pandang'"?

Hal ini membuat saya merenungkan: Pakaian seperti apa sih yang pantas dikenakan untuk beribadah atau ke gereja. Saya tidak menemukan kata apapun selain kata "Pakaillah pakaian yang tepat."
Pakaian adalah bagian dari gaya hidup manusia. Ada yang menutupi seluruh tubuhnya dengan kain, ada juga yang tidak suka menutupi tubuhnya dengan kain. Ada yang suka memakai yang ketat-ketat, ada yang suka longgar-longgar. Ada yang berwarna-warni, berenda-renda, bermodel-model dan macam-macam bentuknya. Malah bagi beberapa orang pakaian adalah perwujudan dan perpanjangan identitas diri dan bagian penting dalam penampilan 'individu'. Pakaian juga akan menentukan bagaimana seseorang memandang diri kita. Kalau saya pakai celana pendek, kaos oblong dan kipas kayu, anda paling mengira saya ini gelandangan bekas RSJ hal yang berbeda dengan misalnya kalau saya pakai tuksedo, dasi kupu-kupu dan kacamata hitam, lalu pesan Cream Espresso "dikocok bukan diaduk".

Jadi apa maksud pakaian yang pantas? Pakaian yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta dresscode yang berlaku. Mengapa? Karena situasi dan kondisi serta dresscode selalu berubah. Kalau anda pakai tuxedo di acara makan bareng teman di nasi ayam Akwang, atau pakai baju renang di acara wisuda. Setiap acara, setiap situasi ada dresscode yang ada dan adalah hal yang menurut saya "pantas" dan tepat.
OK saya mutar-mutar menjelaskan hal ini tapi saya harap anda semua paham dengan maksud saya. Jadi apa dresscode untuk gereja? Sebelum itu saya mau tanya, APA TUJUAN ANDA DATANG KE GEREJA?
Ketemu kekasih? Hangout bareng temen? Buang waktu? Disuruh sekolah? Paksaan orang tua? Ingin mencari TUHAN? Ingin bersekutu dengan TUHAN bersama rekan seiman? Ingin menyegarkan kerohanian yang mulai menurun selama seminggu?
Terserah Anda. Namun menurut saya kita datang untuk bersekutu dengan TUHAN bersama saudara seiman sekaligus menyegarkan pemahaman iman dan kerohanian.

Nah pakaian apa yang tepat kalau demikian? Yang jelas bukan pakaian yang membuat pikiran saya teralih dari tindakan memuji dan TUHAN menjadi mengagumi badan anda yang bagus dan indah (dan sang cewe SMA benar2 cantik dan badannya bagus). Kalau saya tidak bilang dia cantik dan indah adalah sebuah penghinaan kepada sang Pencipta karena berarti saya tidak menghargai kecantikan dan keindahan yang Dia ciptakan. Ok gombal mode off. Kembali ke topik.
Kalau saya yang standar perempuannya sedemikian, bagaimana dengan 2 cowo di depan saya? Atau cowo di belakang? Atau cowo di baris seberang? Ato cowo yang yang bawa pacarnya? Laki-laki itu pada dasarnya adalah binatang buas, hanya saja tergantung binatang apa? Beberapa adalah singa, ada yang macan, ada yang buaya, ada yang badak cula satu, ada yang T-REX. Kalau saya sih sepertinya makhluk persilangan antara kelinci, kungkang dan protista.
Kembali lagi ke topik, saya tidak tahu mengapa dia memakai baju tersebut, namun saya ingin membagikan sebuah ayat sederhana dan singkat.
Waktu itu jemaat Korintus saling bertengkar satu sama lain mengenai boleh ga jemaat TUHAN makan daging di pasar lokal (kebiasaan jaman itu konon katanya sebelum dipotong dan dagingnya bisa diambil dan dijual di pasar, hewan2 dikorbankan terlebih dahulu pada dewa2 di kuil); walau ga berhubugan dengan pakaian namun anda pasti paham apa maksud si Paulus; nah si Paulus mengkomentari:
"Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah" 1 Korintus 8:9
dan
"Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah" 1 Korintus 10:32
juga ingat bahwa intinya:
"Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah" 1 Korintus 10:31

Jadi kalau karena pakaian Anda anda membuat saudara kita yang beriman lemah dan mensugesti dia dengan pikiran cabul atau pikiran2 lainnya, anda berbuat hal yang salah.
Kalau pakaian anda menimbulkan gunjingan dari jemaat lain, atau jemaat lain tidak senang dengan pakaian anda, anda berbuat salah.
Lalu harus bagaimana dong? Anda tentu saja tidak mungkin bisa menyenangkan semua hati orang, jadi ingat: Anda pakai baju itu tujuannya untuk apa? Apa bisa memuliakan TUHAN atau malah menjadi batu sandungan bagi saudara seiman atau batu halangan untuk orang yang tidak percaya?
Anda sudah besar, anda sebaiknya berpikir untuk diri sendiri.

Pada akhirnya yang benar akan dibenarkan oleh hikmat karena Allah.

Akhir cerita:
Intinya adalah: tolong dong jangan pakai baju katun melar transparan ke gereja... Batu sandungan dan syak...

Catatan dari Negeri yang Jauh : Edisi Sikori 2

17-3-1821 - Serion
Hari ini jaringan telekomunikasi sebagian sudah berfungsi kembali, termasuk layanan internet dan telepon selular. Aku berhasil menghubungi beberapa rekan-rekanku. Mereka umumnya tersebar di Barat, bahkan beberapa di antaranya sudah mendaftar masuk ke Milisi. Aku juga ingin demikian, namun aku harus membujuki ibuku terlebih dahulu. Aku juga berusaha mengupdate informasi terbaru mengenai situasi di Latusa, apa yang kudapatkan ternyata malah menimbulkan kekhawatiran.

Dari apa yang aku baca di Internet dan lihat di televisi, Gasan sudah menguasai hampir seluruh daerah Latusa Utara kecuali daerah di sekitar kota Satias dan Fisora. Saat ini batalyon tentara ke enam dan tujuh dan dua belas resimen milisi berusaha mengambil kembali kota Latoso di Barat sehingga akan menjepit gerakan tentara Gasan yang menyerang Satias. Aku berharap mereka berhasil karena lawan mereka adalah Korps Tank ke-2 Gasan yang terkenal itu.
Sementara sidang di PND tidak menghasilkan apa-apa selain kericuhan. Pihak Gasan dan sekutunya berusaha membenarkan agresi mereka ke Latusa. Sementara pihak Latusa dan negara-negara APHS mengecam agresi tersebut. Kalau sampai Gasan tidak menarik mundur pasukannya dari ibukota Satias, makaHelian sebagai negara pemimpin APHS mengancam akan mengambil tindakan militer walau tanpa seijin PND. Negara pendukung Gasan seperti Sinara juga balik mengancam akan ikut mengirim tentara darat dan angkatan lautnya ke Sikori jika Helian ikut campur. Namun kalau Sinara menempatkan angkatan lautnya memasuk Laut Danta Utara, Seneko tentu saja akan merasa terancam dan akan menggerakkan armada ke-3 dan ke-4 ke Samudra Kisela yang tentu saja akan mengancam kedaulatan laut Sinara. Namun jika Seneko menggerakkan armada lautnya ke Samudra Kisela atau Laut Danta, Krisan mengancam akan menutup Terusan Ismis bagi kapal-kapal Seneko dan mengerahkan Armada Laut Barat mereka. Kalau Krisan mengerahkan Armada Barat mereka maka Helian akan mengerahkan armada laurnya baik ke Laut Danta dan Laut Isma, namun hal ini berarti sama saja Helian mengumumkan perang ke Krisan. Hubungan 4 negara adidaya dunia yang saling rumit dan saling bersaing satu sama lain inilah yang membuat hasil sidang PND tidak menghasilkan hal-hal yang berarti. Konflik di Sikori ini dapat menjadi lokasi perang besar antar negara adidaya yang dapat menjadi Perang Dunia. Negara Adidaya yang tersisa, Persemakmuran Aseri lebih memilih untuk abstain. Namun efek dari kemungkinan perang ini sudah mencapai seluruh dunia. Berbagai negara lain mulai memilih sikap; ada yang memilih bergabung dengan blok Seneko-Helian, ada yang bergabung dengan blok Gasan-Sinara, ada yang bergabung dengan blok Krisan, ada pula yang mencoba netral seperti Aseri.
Sementara itu karena selain Latusa, Gasan juga menyerang Tragon. Hal ini membuat Latusa dan negara-negara Sikori Selatan seperti Taraksa, Sikon dan Tragon membentuk "Aliansi Sikori Timur" untuk melawan ekspansi Gasan ke Selatan. Hal ini dikarenakan bukan rahasia umum lagi bahwa Gasan tidak akan berhenti dengan Latusa saja namun juga mengincar kota-kota pelabuhan Taraksa dan Sikos yang menghadap langsung ke Laut Danta dan Papu. Walaupun demikian para ahli memperkirakan aliansi ini sendiri tidak dapat akan dapat bertahan lama menghadapi Gasan, karena selain Latusa, hanya kekuatan militer Taraksa saja yang paling kuat, sementara militer Tragon sangat kecil dan militer Sikon tidak terlalu bersatu akibat konflik dalam negeri dan tidak ada kontrol kuat dari pemerintah pusat. Sementara Gasan dan sekutunya Sinara, merupakan negara dengan kompleks industri militer yang terkuat di Sikori dan Karduna. Walau para ahli memperkirakan demikian, namun aku yakin Latusa tidak akan jatuh dengan mudah.

Sementara aku menghabiskan waktu mencari informasi baru. Prisa dan Efasa sudah menemukan hal yang dapat mereka lakukan yakni menjadi perawat di 'rumah sakit' tenda di depan rumah paman. Walau mereka masih muda dan tidak tahu apapun tentang merawat pasien namun mereka dengan giat belajar dan berusaha sebaik mungkin dengan bantuan Furasa. Aku sedikit lega, karena Efasa dapat menemukan hal yang dapat dia kerjakan sementara kami menunggu berita mengenai keluarganya. Setidaknya hal ini akan menyibukkan pikirannya untuk sementara.
Ayah sudah bergabung kembali dengan Komando Pertahan Milisi Utara ke-2. Ayah sibuk mengorganisasi jalur pertahanan darat bersama dengan kepala milisi dan tentara setempat. Tidak ada yang menyangka bahwa seoarang pekerja kantor biasa merupakan lulusan akademi militer dari Mieri, Helian dan Letnan Komando Pertahanan Milisi Satias. Namun aku mendengar bahwa ayah akan dipromosikan menjadi Mayor Milisi. Sementara Ibu mengobati pasien bersama dengan paman. Kata ibu tenaga medis saat ini sangat diperlukan karena banyak dokter dan paramedis di Serion mendaftarkan diri ke milisi menjadi tenaga medis di garis depan. Sampai-sampai ibu berkeliling 4 rumah sakit untuk hari ini saja, karena Dokter Spesialis Jantung yang tersisa di Serion hanya 2 orang saja.
Akupun juga tidak ingin ketinggalan. Paman sudah mencarikan pekerjaan untukku, walau ibu melarang aku untuk bergabung dengan milisi garis depan namun dia tidak melarang aku menjadi Staf Biro Logistik Departemen Tenaga Kerja yang mengatur logistik tentara. Besok aku akan bertugas di Bandara Samus untuk membantu mentransportasi logistik yang diperlukan oleh tentara dan milisi di sekitar Serion.

Seperti biasa, setiap beberapa jam terdengar bunyi sirene serangan udara dari Gasan. Jet-jet tempurnya berusaha untuk menghancurkan pelabuhan-pelabuhan yang tersisa dan juga rel-rel kereta di Serion dan sekitarnya untuk mengisolasi Serion dari Latusa Selatan. Terkadang serangan mereka berhasil, terkadang serangan mereka berhasil dipukul mundur angkatan udara dan meriam antiudara. Hari ini saja sudah 8 pesawat tempur Gasan berhasil ditembak jatuh, walaupun demikian angkatan udara juga kehilangan 6 pesawat yang tempur yang sangat berharga. Berarti hanya tinggal 9 pesawat tempur saja yang dapat melindungi Serion. Aku harap janji Helian dan Seneko untuk membantu Latusa dapat dengan cepat ditepati.

18-3-1821 - Serion
Aku batal bekerja di Bandara Samus. Pagi tadi 4 skuadron udara Gasan berhasil menembus pertahanan antiudara dan menghancurkan sebagian besar terminal dan landasan pacu bandara Samus. Walau pihak mereka kehilangan 5 pesawat tempur namun kami kehilangan bandara yang juga sangat penting bagi kelangsungan Serion untuk mempertahankan diri dan juga 3 peswat tempur yang tersisa. Setelah rel kereta dihancurkan 3 hari yang lalu dan kali ini bandara, maka suplai makanan dan persenjataan ke Serion hanya dapat melalui jalan darat dan laut saja yang tentu saja akan mengurangi suplai yang dapat diterima dalam sehari. Selain itu jalur laut rawan serangan kapal selam Gasan. Pesawat tempur juga terpaksa mengganti pangkalannya ke sebuah bandara kecil 20 km ke selatan, yang tentu saja akan menyulitkan usaha mempertahankan kota Serion.
'Rumah sakit' di depan rumah paman sudah mulai berpindah ke trotoar karena halaman saja sudah tidak mampu lagi menampung pasien yang erus saja berdatangan. Konon katanya jumlah pengungsi di Serion sudah mencapai 9 juta jiwa. Warga sudah susah mendapatkan makanan dan air bersih serta tempat tinggal yang layak walau hampir semua bangunan perkantoran dan hotel di Serion sudah diubah menjadi tempat pengungsian. Prisa dan Efasa juga kewalahan dengan tugas bar mereka sebagai perawat. Walau demikian mereka tetap berusaha sebaik mungkin.
Karena sebagian besar landasan bandara sudah tidak dapat digunakan sampai berhasil diperbaiki, dewan Milisi Serion bekerja sama dengan aparat pemerintahan Kota akan menyulap Jalan Bebas Hambatan No.2 atau Tol 2 di selatan kota menjadi landasan pesawat darurat. Tol 2 adalah Jalan Bebas Hambatan yang cukup baru, sangat lurus, dan dirancang untuk menampung beban berat sehingga cocok untuk dijadikan landasan pesawat udara. Namun sebelum itu kami perlu memotong semua tiang lampu dan marka jalan di sekitar Tol 2 agar sayap pesawat tidak menabraknya.
Bersama-sama dengan warga Serion, pengungsi, milisi dan militer, aku turut serta dalam proyek ini. Aku beruntung karena dapat memotong tiang listrik dengan gergaji mesin sementar akibat jumlah gergaji mesin hanya sedikit, beberapa orang sampai membawa gergaji tangan dan obor las untuk memotongnya. Bahkan ada yang menarik jatuh tiang-tiang listrik dengan menggunakan traktor, truk dan alat-alat berat lainnya.
Kami perlu membebaskan sekitar 3 kilometer Jalan Tol 2 dari segala bentuk marka jalan dan tiang listrik, kemudian menyiapkan lampu-lampu agar landasan masih dapat dipakai pada malam hari. Sampai sore hari kami baru bisa menyelesaikan 2 km. Walau masih belum mencapai target namun landasan sudah dapat dipakai sebagai landasan pesawat kecil.
Untuk mengamankan landasan darurat ini, 3 peluncur misil anti udara dan 6 meriam antiudara dipindahkan ke atap-atap gedung dan lapangan di sekitar tol 2. Sore ini juga beberapa pesawat kargo dari Helian yang tertunda mendarat di Samus dijadwalkan akan mendarat di tempat ini.
Aku harap Yusbi dan pesawatnya juga para pilot angkatan udara dapat menjaga landasan ini dari serangan musuh.

Sepulang ke rumah Paman, badanku sangat pegal dan linu sampai-sampai tanganku sulit digerakkan untuk menulis catatan ini saja. Besok kami harus menyelesaikan proyek pembuatan Landasan Udara darurat. Hari ini aku harus beristirahat dan mengumpulkan tenaga.

19-3-1821 - Serion
Hari ini ada 3 buah berita yang tidak mengenakkan. Pertama, di angkasa kota Fisora subuh tadi terjadi perang udara yang besar. 10 skuadron udara Gasan melawan 2 skuadron udara dari Fisora, 2 skuadron dari Serion dan 3 skuadron bantuan dari Ika. Sebagian besar pesawat tempur milik Latusa ditembak jatuh dengan kerugian 32 pesawat tempur, sebuah angka yang mengejutkan, karena ini adalah adalah keseluruhan jumlah pesawat tempur angkatan udara di daerah Utara, dan setengah jumlah seluruh pesawat tempur milik Latusa. Pesawat Fin-9 milik Gasan memang jauh melebihi pesawat YUs-5 milik Latusa. Pesawat yang selamat dialihkan ke Ika, untuk membantu mempertahankan ibukota Satias, karena dengan jatuhnya Fisora maka Satias akan terkepung dari Timur dan Barat. Kedua, angkatan udara Gasan berhasil menghancurkan sebagian besar posisi pertahanan militer di Fisora sehingga militer dan milisi dari Komando Pertahanan Milisi Utara ke-1 terpaksa meninggalkan Fisora dan mundur ke Serion. Ketiga, Pesawat Yusbi tertembak jatuh, dan keberadaannya tidak diketahui. Furasa dan ayah sangat sedih dan bibi Parna pingsan mendengar hal ini dari ayah. Pirsan dan Efasa juga merasakan kekhwatiran kami sehingga Pirsa tidak mau bekerja hari ini dan menemani kakak sepupunya Furasa dan bibi Parna.
Aku sangat khawatir tidak hanya karena Yusbi hilang namun juga karena hal ini berarti langit Serion tidak ada yang melindungi, sampai angkatan udara memindahkan skuadron yang tersisa dari tempat lain. Apakah pada serangan udara nanti landasan yang kami bangun dengan susah payah akan dijadikan target juga?

Sore itu kami sedang bekerja memasang lampu penerangan landasan sewaktu sirine serangan udara berbunyi. Aku dapat melihat bayangan hitam pesawat udara di kejauhan. Aku dan beberapa orang lain berlari mati-matian menjauh mencari perlindungan, tapi mau berlindung di mana? Jalan Bebas Hambatan berdiri 8 meter dari tanah, jalan keluar masih 600 meter lagi, sementara bayangan hitam pesawat terbang sudah semakin mendekat. Kalau terkena serangan takutnya kami berada dalam jarak ledakan. Namun kekhawatiran kami ternyata tidak beralasan, karena pesawat yang datang itu bukan milik Gasan maupun Latusa, namun merupakan bantuan skuadron udara yang datang dari Helian.
Dari tanah aku menatap langit melihat pertempuran udara antara kedua kubu skuadron udara tersebut. Pesawat-pesawat meliuk-liuk diantara awan. Lalu berubah menjadi bola api yang jatuh menghujam tanah. Aku hanya berharap tidak ada orang di sekitar tempat di mana pesawat musuh jatuh. Dalam waktu 10 menit, bunyi sirine serangan udara berhenti. 3 pesawat Gasan berhasil ditembak jatuh dan pesawat sisanya melarikan diri. Pesawat-pesawat Helian berputar-putar di atas langit kota, seakan-akan menunjukkan kemenangan mereka. Kami yang di tanah tanpa sadar bersorak-sorak kepada mereka mengucapkan terima kasih. Hal yang sebenarnya konyol, karena mereka tidak akan dapat mendengarkan apa yang kami katakan.

Aku dapat melihat wajah-wajah penduduk kota sedikit lebih cerah sewaktu mereka melihat tayangan televisi yang disiarkan lagsung dari Antus, ibukota Helian, di mana Kanselir Utama Helian, Iruniji berkata bahwa Helian dan negara-negara Aliansi Pertahanan Helian Selatan tidak dapat membenarkan tindakan Gasan menyerang Latusa dan bahwa tindakan Gasan tersebut merusak stabilitas dan kedamaian di kawasan Laut Danta. secara bersamaan Helian, Barana, Dantis, Pulke, Yiason, Anfil, Furem, Peruti dan Rikus mengumumkan perang kepada Gasan. Helian juga mengumumkan perang kepada Waro yang membantu Gasan menginvasi Trogon. Iruniji mengatakan bahwa sat ini Helian sudah mengirim Armada Barat ke-2 dari Mieri dan Armada Barat ke-3 dari Koreo yang berati akan ada 3 kapal induk utama (carrier) dan 6 kapal induk pendamping (escort carrier). Juga Bala Tentara Barat ke-2 dan 44 skuadron udara yang tergabung dalam Divisi Udara ke-3. Barana juga akan mengirim 12 resimen Tentara Pertahanan Diri dan satu-satunya armada kapal induk mereka. Dantis menutup Selat Dantis dengan mengerahkan armada kapal laut mereka untuk mencegah serangan kapal selam dan kapal laut dari Gasan di Laut Danta Selatan. Anggota APHS lainnya akan mengirimkan tentara darat dan kapal perang serta pesawat tempur mereka. Total kekuatan APHS yang terkumpul mencapai jumlah 5 kapal induk utama, 9 kapal induk pendamping, 59 kapal kelas frigate, 68 kapal kelas cruiser, 92 kapal kelas destroyer, 32 kapal selam, 526 pesawat tempur dalam 72 skuadron udara, dan lebih dari 500.000 tentara darat dan 3000 tank berbagai jenis akan berdatangan ke Latusa. Angka ini tentu saja tidak main-main. Ini adalah salah satu operasi militer terbesar yang pernah dilihat dunia.
Dengan kekuatan militer sedemikian besar yang mendukung Latusa aku ragu apakah Gasan masih ingin melanjutkan peperangan ini?

Setelah pulang, aku dapat melihat wajah tegang ibu menjadi lega. Dia takut aku mengalami hal-hal yang buruk sewaktu terjadi serangan udara tadi. Pirsa, Furasa, dan Efasa juga senang melihat bahwa aku baik-baik saja.
Malamnya paman, ayah, aku dan yang lainnya berbincang-bincang tentang campur tangan Helian dan APHS dalam perang ini. Aku sangat menyambut positif kedatangan Helian dan Aliansinya. Walau demikian ayah cukup skeptis, karena kalau Helian campur tangan makan negara lain seperti Sinara, Krisan dan Seneko akan ikut campur tangan dan akhirnya Latusa dan Sikori hanya menjadi lahan perang proksi antar negara adidaya saja. Seneko lawan Sinara. Krisan lawan Helian. Rival melawan rival. Namun Latusa tetap saja membutuhkan bantuan Helian dan Seneko kalau ingin memunyai kesempatan melawan Gasan.
Setelah mendengar pemikiran ayah mengenai hal ini aku merenungkan, apakah pemikiran ku bahwa perang akan segera selesai adalah sesuatu yang naif?

World Building: SIkoria Timur

Peta Sikoria Timur
Sikoria adalah salah satu dari 7 Benua besar di Asrea selain Aseri, Karduna, Mutisa, Seneko, Barana dan Heliana. Sikoria dapat dibagi menjadi 4 kuadran berdasarkan letak pegunungan Kosina, pegunungan tertinggi di Asrea dengan puncak tertinggi: Gunung Ruyal (9164 meter dpl) di Eremi. Sikoria Barat sebagian besar tertutupi uleh gurun Sikona. Sikoria Utara yang beriklim sedang. Sikoria Selatan yang beriklim tropis dan lembab dan Sikoria timur yang tinggi curah hujan akibat adanya pegunungan Kosina.
Sikoria berasal dari bahasa Seneking Kuno : Shukor yang berarti 'Pasir'. Sejarah Sikoria dapat dirunut hingga 5000 tahun lampau pada saat etnik Sikor (yang merupakan pecahan dari etnik Kardo-Siko) pertama kali mengkolonisasi daerah barat Sikoria. Kemudian 1000 tahun kemudian etnik Sena mengkolonisasi daerah selatan, sementara etnik Kardon mengkolonisasi daerah utara.
Daerah timur Sikori unik karena merupakan daerah dimana kebudayaan etnik Siko, Kardo dan Sena berbaur membentuk kebudayaan lokal yang unik. Bahkan pada saat seluruh daerah disekitar laut Nurina jatuh ke dalam pengaruh Kekaisaran Aseri, daerah Sikori timur hampir tidak tersentuh.
Sejak dahulu kala, daerah Sikori Timur terdpat berbagai kerajaan dan negara-kota dalam berbagai bentuk dan jenis. Pada masa Kekaisaran Aseri, sebagian negara-kota dan kerajaan yang menjadi negara bawahan Aseri mulai menggabungkan diri menjadi entitas-entitas pra-negara yang dikemudian hari pada masa kebangkitan nasionalisme (1300an) menjadi negara tersendiri dengan konsep nasionalisme masing-masing. Karena keterbatasan waktu, maka pada kesempatan ini hanya akan membahas 2 negara saja secara besa yakni Gasan dan Latusa. Tapi sebelumnya mari kita bahas negara-negara lainnya di Sikori Timur.

1. REPUBLIK TRAGON. Ibukota: Salsifi. Tragon merupakan negara di ujung utara pegunungan Kosina. Daerah selatan Tragon terdapat plato Rifori yang dianggap genting dunia dengan ketinggian 5000 meter dpl. Tragon baru menjadi republik setelah Perang Sikori ke-2, pada tahun 1729, pada saat Raja Ferehama turun tahta. Daerah utara Tragon (lembah Pogon) yang merupakan daerah dengan hasil panen gandum terbesar di Tragon sebenarnya merupakan bekas daerah Federasi Aro yang diberikan sebagai salah satu syarat perjanjian damai Aro dengan Tragon setelah perang Sikori 2. Sementara Gasan selalu merasa lembah Pogon adalah miliknya dan menyerang Tragon pada tanggal 14-3-1821.
2. REPUBLIK TARAKSA. Ibukota: Dande. Taraksa di masa lalu merupakan salah satu Provinsi Timur dari Kekaisaran Aseri dan satu-satunya negara Sikori timur yang tidak dilewati pegunungan Kosina. Pelabuhan Taraksa penuh dengan kapal2 dagang dari Laut Dande yang ingn pergi ke Timur maupun ke Barat dan penuh dengan pisang, komoditas ekspor terbesar dari Taraksa. Iklim tropisnya dan pantai pasir putihnya juga disenangi oleh banyak turis mancanegara.
3. REPUBLIK FEDERASI SIKON: Ibukota: Ronta. Sikon merupakan sebuah negara federal dengan 3 negara anggota yang lafal belakangnya membentuk nama negaranya (1. yoSI, 2. ruKO, 3. yuN). Sikon tidak banyak memainkan peranan dalam dunia politik Sikori Timur. Hal ini disebabkan ke-3 negara federal tersebut saling bermusuhan satu-sama lain dan mempunyai akar permasalahan baik etnis maupun agama yang dalam. Negara ini merupakan akibat tidak langsung dari presiden pertamanya: Derusi Juretans dari Yosi yag menyatukan 3 negara berbeda ke dalam satu wadah nasionalisme baru untuk menghadapi perang Sikori ke-2 (1719-1723). Setelah Derusi meninggal, kesatuan 3 negara federal ini mulai goyah. Beberapa ahli memperkirakan bahwa kemungkinan terjadinya perang saudara adalah sangat besar.
4. KERAJAAN EREMI:  Ibukota: Tamsi. Kerajaan Eremi adalah salah satu negara tertua yang ada di Sikoria timur. Berdiri sejak awal jaman Kekaisaran Aseri (3000 tahun yang lalu) dan nyaris tidakberubah hingga sekarang, hal ini dikarenakan sebagian besar daerah Eremi adalah bagian dari pegunungan Kosina (pegunungan tertinggi di Asrea) dengan titik terendah di Eremi adalah 1275 meter dpl. Hal ini menyebabkan Eremi mendapat julukan Negeri Tertinggi di dunia. Walau terletak di khatulistiwa, karena ketinggiannya yang ekstrim, beberapa daerah di Eremi tertutup salju sepanjang tahun. Eremi memainkan peranan penting di dunia karena tambang uranium di Eremi adalah yang terbesar di dunia dan Eremi mensuplai 40% kebutuhan uranium dunia.
5. REPUBLIK SUKOS: Ibukota: Sukos. Republik Sukos sudah berdiri sejak awal 900an pada saat gerakan anti-kekaisaran bergejolak di provinsi-povinsi timur. Daerah Sukos mula-mula mencakup daerah SIKON, EREMI dan GOURA (tidak tampak di peta). Namun setelah serangkaian pergantian kepemimpinan dan perang Sikori Timur ke-1, banyak daerah melepaskan diri dan memerdekan diri atau dianeksasi negara lain, sehingga daeah Sukos menjadi seperti perbatasannya yang sekarang.
6. REPUBLIK GOURA: Ibukota: Gola. GOURA adalah salah satu negara kecil di Sikoria selatan. Daerah ini kental dengan kebudayaan etnik Sena, karena merupakan daerah kolonisasi SENEKO yang cukup lama di  Sikoria. Setelah Seneko memberikan keputusan referendum kepada rakyat Goura, mereka memilih untuk memerdekakan diri sebagai negera dengan status negara dependensi (tergantung) pada Seneko. Hal ini berarti Senekolah yang akan mengurus masalah luar negeri dari Goura.  Hal ini menjadikan Goura sebagai salah satu daerah strategis untuk penguasaan  Laut Danta bagi negara maritim seperti Seneko karena GOURA dapat berfungsi sebagai pangkalan angkatan laut..

7. REPUBLIK FEDERASI GASAN: Ibukota: Risen. GASAN adalah sebuah republik federasi yang terdiri dari 27 negara federal dan 3 daerah otonomi luas. Daerah Gasan bertambah besar hampir 2 kali lipat setelah Federasi Aro membubarkan diri akibat krisis ekonomi dan politik berkepanjangan setelah perang Sikori Tmur ke-2. 15 negara federal anggota Federasi Aro menggabungkan diri dengan Federasi Gasan, Sementara 7 sisanya bergabung dengan Republik Waro dengan status otonomi khusus. Awalnya pertambahan ini membuat perekomian Gasan melemah akibat harus menanggung beban ekonomi negara federal yang baru. Namun dengan memanfaatkan kemampuan industri dari negara federal barunya, Gasan menjadi eksportir industri pengolahan logam dan persenjataan yang penting di dunia. Kerjasamanya dengan negara adidaya seperti Sinara dan Krisan sempat membuat banyak pengamat khawatir dan was-was. Kekhawatiran tersebut beralasan karena negara dengan industri berpusat pada logam namun miskin tambang akan sangat susah bertahan tanpa suplai bahan baku. Karena kedekatannya dengan Krisan, musuh perang dingin dari Helian, maka Helian mempersulit kapal-kapal yang akan keluar masuk Laut Danta. Seneko juga tidak terlalu menyukai Gasan karena berhubungan dekat dengan saingan dalam kekuasaan Laut Nurina yakni Sinara. Demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini lah (bahan tambang, akses laut bebas pengaruh Helian dan Seneko) Gasan menginvasi tetangganya LATUSA dan TRAGON agar dapat mengakses cadangan bahan tambang yang ada di kedua negara tersebut dan mendapatkan akses ke Laut Danta Selatan dan Papu tanpa harus memutar melalui Dantin yang merupakan negara sekutu Helian atau Nurina yang merupakan daerah kekuasaan Seneko.

8. REPUBLIK DEMOKRATIS LATUSA: Ibukota: Satias. Nama Latusa berasal dari sungai Letus, yang merupakan salah satu sungai terbesar di dunia (frigate saja bisa masuk hingga sejauh 300 km) yang berhulu di pegunungan Kosina. Latusa berdiri 400 tahun yang lalu sebagai kesepakatan antara Krisan dan Seneko, mengenai daerah kolonisasi, Seneko mengambil selatan, Krisan mengambil timur. Awalnya Latusa merupakan bagian dari Konfederasi Krisan, walaupun demikian penduduk Latus tidak terlalu menyukai opresi politik Krisan dan kemudian melakukan gerakan kemerdekaan yang didukung oleh Helian. Latusa adalah satu-satunya negara dengan paham sosialis yang dapat berhubungan dengan SERIKAT NEGARA-NEGARA HELIANA SELATAN atau singkatnya Helian yang demokratis. Hal ini dikarenakan Latusa tidak mengikuti paham sosialis yang dipopulerkan oleh Krisan, musuh lama Helian, melainkan paham sosialis yang telah disesuaikan dengan keadaan Latusa yang pluraristik. Sosialisme Latusa mengedepankan pemberdayaan dan pemerataan ekonomi bagi rakyat di mana pengolaan bidang-bidang yang penting bagi rakyat seperti Listrik, Air Minum, Pangan dikendalikan oleh negara sementara di luar bidang-bidang itu rakyat dan pihak asing diberikan kebebasan dalam berusaha. Walaupun Latusa dan Helian sering bertengkar mengani hak pengelolaan minyak bumi di Blok Danta Selatan, namun hubungan dagang antara kedua negara tersebut sangat baik. Cadangan bahan tambang Latusa diperkirakan adalah yang terbesar di Sikori Timur, setelah temuan geologis di lembah Lato. Walaupun demikian point lebih Latusa bukanlah negara yang berfokus pada penambangan melainkan negara dengan industri teknologi komunikasi dan elektronik terbaik di Sikoria. Latusa juga unik karena hanya sangat sedikit mempunyai tentara reguler. 70% dari jumlah tentaranya disediakan oleh milisi-milisi yang ada di seluruh Latusa. Bahkan urusan logistik tidak ditangani oleh tentara melainkan biro Logistik yang berada di bawah Departemen Tenaga Kerja. Hal ini dikarenakan para pendiri negara mengganggap bahwa keberadaan militer dalam jumlah besar tidaklah baik bagi pemerintahan sipil. Pada umumnya hampir semua warga negara Latusa baik pria maupun wanita bergabung dan mendapat pelatihan rutin di milisi dan secara teori semua warga negara Latusa adalah tentara negara jika diperlukan. Setelah serangkaian konflik kecil di perbatasan, akhirnya Latusa diinvasi oleh Gasan pada tanggal 11-3-1821.

Catatan dari Negeri yang Jauh : Edisi Sikori

Berikut ini adalah catatan harian Maus Ankibor, seorang mahasiswa, selama perang Sikoria Timur ke-Tiga (1821-1824).

12-3-1821 - Satias
Hari ini adalah hari yang menggelisahkan. Kemarin malam siaran televisi diinterupsi oleh pengumuman darurat oleh pemerintah dan isinya tidak mengenakkan. Gasan tengah menginvasi Latusa. Pos-pos perbatasan baru saja diserang oleh dan kota-kota di sekitar perbatasan telah diambil alih, tentara Gasan juga sudah menembus hingga 20km dari perbatasan. Pemerintah menyatakan perang dan mengumumkan keadaan darurat serta mobilisasi perang. Aku tak pernah menyangka akan mengalami perang yang hanya kulihat dibuku-buku sejarah.

Perbatasan hanya 100 km dari ibukota Satias, dan banyak orang memperkirakan bahwa ibukota tidaklah aman, presiden saja diungsikan oleh militer ke Filetu di barat daya, ke arah pegunungan. Militer akan menjadikan ibukota sebagai benteng pertahanan sehingga semua warga sipil disarankan untuk keluar. Oleh karena itu banyak orang mengungsi dan meninggalkan ibukota ke arah selatan. Keluarga kami juga demikian. Malam ini kami telah selesai mengepak barang-barang ke mobil dan mengungsi ke rumah Paman, saudara ibu di Serion, pinggir pantai timur 400 km dari Satias. Kami harap di sana akan aman. Pangkalan Marula, Pusat Angkatan Laut Latusa ada di sana dan musuh pasti akan berpikir dua kali untuk menyerang.

Sepanjang perjalanan keluar kota aku dapat melihat tank-tank, meriam-meriam altileri dan peluncur misil bergerak ke pusat kota. Di udara pesawat tempur silih berganti berbunyi, semua bergerak ke arah utara ke arah perang. Sementara itu, aku dan keluarga dapat mendengar suara tembakan meriam dan ledakan dari arah utara. Langit di sana sesekali berkilat disertai gemuruh, seakan-akan terbakar.

13-3-1821 - Sun-Kapata
Kami masih belum jauh dari ibukota hanya baru bisa bergerak sekitar 40km saja walau sudah semalaman berkendara. Hampir semua jalan keluar ibukota ke arah selatan penuh sesak dengan kendaraan juga orang-orang yang mengungsi dan tank-tank dan truk-truk yang membawa tentara sehingga kami sama sekali tidak bisa maju. Pirsa khawatir karena dia mendengar di radio bahwa batalyon ke-3 baru saja dipukul mundur oleh tentara musuh. Aku hanya berharap bahwa para tentara yang kulihat dapat mempertahankan ibukota dan memukul mundur musuh kembali ke perbatasan. Ayah tampak tegang, sebagai Letnan Milisi, dia juga ingin ikut bertempur, mempertahankan ibukota, namun keluarga adalah proritas utama ayah. Begitu kami sampai dengan selamat ayah akan segera bergabung dengan kesatuan. Aku juga berencana demikian walau ibu menentang keputusan tersebut. Beliau khawatir karena hanya tinggal beliau dan Pirsa saja kalau ayah dan aku pergi berperang. Mungkin ada baiknya aku memikirkan kembali keputusanku ini.

Sampai sore hari kami hanya bisa maju beberapa kilometer saja... Malam ini tampaknya kami akan bermalam lagi di sini.

14-3-1821 - Sin-Ika
Kami kaget terbangun dibangunkan oleh seorang tentara yang menggedor pintu mobil. Dia berkata bahwa semua pengungsi disarankan meninggalkan kendaraan mereka dan bergerak berjalan kaki saja hingga ke kota selanjutnya seperti seperti Sin-Ika atau Sin-Kapata, di mana pemerintah sudah menyiapkan bus dan kereta untuk pengungsi.
Ayah bertanya ada apa, dan sang tentara berkata bahwa ibukota sudah diserang Gasan, saat ini telah terjadi pertempuran kota. Kami cukup kaget karena hanya dalam tempo 3 hari saja, musuh sudah memasuki ibukota. Tampaknya mereka tidak memperdulikan kota-kota lain dan langsung mengincar ibukota. Kami sekeluarga bergabung dengan ribuan pengungsi lainnya yang meninggalkan kendaraan mereka di jalan raya dan bergerak berjalan kaki ke kota selanjutnya. Agar tidak terpisah, kami sekeluarga berpegangan tangan. Ayah di depan memegang tangan ku dan ibu, aku memegang tangan adikku, kupegang dengan sekuat mungkin. Di kejauhan bunyi ledakan semakin terdengar kencang dan sewaktu aku memandang ke belakang aku dapat melihat asap dari arah ibu kota.

Setelah bergerak selama entah berapa jam, hari sudah sore kami sampai di kota Sin-Ika. Di sana terjadi kericuhan karena semua orang berebut menaiki bus dan kereta, bahkan sampai atap bus dan kereta penuh sesak dijejali orang. Kami sekeluarga menunggu, karena ayah tidak ingin keluarga kami turut serta dalam kericuhan tersebut. Lagipula kami semua lelah. Pirsa mengeluh karena sebagian besar barang bawaan dia masih berada di mobil. Apa boleh buat kataku, kita tak mungkin dapat bergerak dengan semua tas-tas tersebut. Kami beristirahat di sebuah kafe, atau dulu disebut demikian karena kafe tersebut sudah seperti tempat pengungsian korban bencana alam saja. Orang-orang duduk di kursi dan di lantai semuanya tegang dan gelisah. Sang pemilik kafe berbaik hati memberikan sedikit makanan dan minuman gratis kepada kami. Dia akan ikut mengungsi besok katanya. Aku rasa teh coklat yang dibuatnya terasa sangat melegakan. Sudah beberapa hari aku tidak minum benda lain selain air botol.

Aku melihat keluar jendela, para prajurit dan milisi mulai menyiapkan garis pertahanan dan bergerak ke arah Satias. Aku bisa melihat bahwa kota penuh dengan tank-tank dan kendaraan lapis baja yang akan membawa para tentara. Realita perang semakin menusuk batinkku. Ini adalah kenyataan. Padahal dulu perang adalah sesuatu yang rasanya jauh hanya ada di film dan cerita.

Di sini kami berkenalan dengan Efasa, gadis seumuran dengan Pirsa. Pirsa sangat senang karena akhirnya ada seseorang yang dapat diajak berkomunikasi. Efasa berasal dari kota Morjia di sebelah utara. Sewaktu tentara Gasan menyerang dia dan keluarganya mengungsi ke ibukota. Kemudian dari Satias dia terpisah dari keluarganya sewaktu tentara menyuruh untuk mengungsi kembali ke selatan. Setelah terpisah dia bergabung dengan orang-orang lain hingga sampai ke Sin-Ika.
Di tengah kekacauan seperti ini, pihak tentara maupun pemerintah tidak dapat berbuat banyak untuk menemukan keluarganya. Pusat orang hilang juga penuh sesak dengan orang-orang yang ingin mencari tahu keberadaan sanak saudara mereka yang terpisah sewaktu mengungsi, jaringan telepon seluler juga tidak dapat bekerja karena hampir semua jaringan sibuk dipakai oleh orang2 yang menelpon atau digunakan oleh pihak militer, jaringan internet juga tidak berkerja. Tidak banyak yang bisa dilakukan bagi Efasa maupun bagi orang-orang lain untuk dapat menemukan keluarga yang terpisah.
Efasa bingung harus berbuat apa dan mengungsi ke mana karena tidak ada seorangpun yang dia kenal. Ibuku menawarkan agar Efasa ikut keluarga kami mengungsi ke Serion dan dari situ ia akan menggunakan koneksinya untuk mencari keluarga Efasa. Efasa menyetujui usul ibu karena siapa tahu keluarganya juga mengungsi ke sana.

Malam ini kami tidur di dalam kafe, sebuah perubahan besar mengingat sudah 2 malam kami tidur di mobil. Dari kaca kafe aku melihat ke arah utara. Kilatan-kilatan di kejauhan masih terlihat, sesekali dengan dentuman. Apakah semua akan baik-baik saja?

15-3-1821 - Sin-Ika
Televisi tidak dapat digunakan. Subuh tadi sebuah Kabel Listrik Tegangan Tinggi di timur Sin-Ika terkena serangan udara yang mengincar konvoi tentara. Beberapa tank tentara hancur dan banyak orang terluka. Dalam hatiku timbul kemarahan pada mereka, timbul rasa ingin membalas dendam serangan mereka. Satu-satunya sumber informasi yang tersisa hanyalah radio, yang masih mengabarkan kalau perang di ibukota masih berkecamuk. Tentara berhasil menahan laju musuh dan berusaha memutus rantai suplai mereka dari kota Fisora. Namun hatiku sedikit ragu: "Sampai berapa lama?". Dari segi tentara dan sumber daya perang, bukankah Latusa kita tidaklah terlalu kuat jika dibandingkan dengan Gasan. Lagipula sebagian besar tentara kita adalah milisi, relawan yang hanya bertugas dan memegang senjata jika terjadi perang saja, bukan prajurit profesional. Namun jalan pikiran ini segera kuhapus dari otakku. Bukankah 100 tahun yang lalu kita juga dapat memukul kalah mereka sewaktu perang Sikori ke-2 hanya dengan kekuatan milisi rakyat? Saat ini juga pasti bisa. Selain itu, radio juga mengabarkan bahwa anggota Aliansi Pertahanan Helian Selatan (APHS) akan mendukung Latusa untuk melawan Gasan. Perserikatan Negara se-Dunia (PND) juga akan membahas permasalahan ini di sidang darurat besok. Aku harap mereka dapat membantu menyelesaikan agar perang ini dapat dengan segera selesai.

Ayah berhasil menemukan bus kosong yang akan bergerak ke arah timur, ke kota Saliga di pinggir Sungai Letus. Walau bukan merupakan tujuan kami, namun kota Saliga tersebut sudah cukup dekat dengan kota Serion di mana Rumah Paman berada. Dari sana kami akan naik kapal feri dan menyusuri Sungai Letus hingga ke kota Serion.

Sore ini bersama ayah, ibu, adik dan Efasa, kami berlima bergerak ke kota. Karena jalan raya pasti penuh sesak dengan kendaraan yang ditinggalkan penghuninya dan juga kendaraan militer, kami tidak melewati jalan raya dan hanya melalui jalan-jalan desa, oleh itu baru sekitar tengah malam kami akan sampai. Adik dan Efasa tidur saling bersandar. Kasihan, kedua gadis ini pasti lelah dengan semua usaha mengungsi ini. Aku juga akan mencoba tertidur.

16-3-1821 - Serion
Bus kami sudah sampai ke tempat tujuannya. Di kota Saliga kami tidak melihat adanya tentara, tank atau bukti bahwa ada perang. Tampak seperti kota kecil yang tenang seperti kota di tepi sungai lainnya di dunia, dengan sedikit perbedaan: kalau kota di pinggir sungai lain biasanya penuh sesak dengan turis namun kali ini penuh sesak dengan pengungsi. Karena masih subuh, kami tidak langsung ke pelabuhan. Ayah membawa kami ke sebuah restoran cepat saji. Tempat itu penuh sesak dengan para pengungsi lain yang sebagian masih tertidur sebagian terjaga walau ada yang mengantuk. Tidak ada satupun makanan yang dijual, sudah habis dimakan oleh ribuan pengungsi sejak kemarin. Para penjaga toko juga tidak terlihat. Hanya ada tulisan "Silahkan Layani Diri Sendiri". Prisa dan Efasa mengambil tempat di pojokan kursi dekat dinding yang kosong. Mereka melanjutkan tidur mereka yang terhenti tadi. Aku mengambil gelas dan membuat sedikit teh hangat untuk ayah, ibu dan aku. Beberapa orang kemudian juga meminta aku membuatkan minuman untuk mereka, dan tanpa aku sadari aku membuat minuman untuk semua orang di kafe dan pengungsi yang datang. Aku tersenyum, setidaknya ada juga yang dapat kulakukan untuk mereka.

Sewaktu subuh datang, kami berlima menaiki kapal feri, yang dulu merupakan kendaraan untuk turis yang ikut dalam tur mengelilingi indahnya Sungai Letus, namun kali ini di pakai untuk mengangkut pengungsi ke kota Serion.
Dari kapal feri, aku dapat melihat truk-truk dan kereta yang membawa tentara ke arah utara. Sudah hampir seminggu sejak aku meninggalkan ibukota dan aku terus melihat tentara dan tentara di manapun aku pergi. Walau dari kemarin aku tahu bahwa sekarang adalah perang, namun aku masih belum terbiasa, dan semoga saja tidak, dengan pemandangan ini. Sesekali juga kapal feri kami mengklakson kapal perang yang berpatroli di sungai. Aku dan para penumpang lain melambai-lambaikan tangan kami memberi dukungan kepada para prajurit yang bertugas di sana. Lambaian kami disambut dengan lambaian kembali. Aku berharap mereka dapat bertugas dengan baik dan selamat.

Mendekati kota Serion, kami sadar bahwa kota Serion juga mengalami dampak perang. Beberapa bangkai kapal, entah kapal perang atau hanya kapal biasa, terdampar di samping kiri dan kanan sungai. Sementara beberapa bangunan di tepi sungai juga menjadi puing-puing. Sebuah bangkai pesawat tempur, setengah utuh, tergeletak di reruntuhan yang awalnya mungkin adalah sebuah rumah. Dari bentuknya itu adalah pesawat tempur dari Gasan yang sepertinya jatuh tertembak sewaktu melakukan serangan udara. Seorang kelasi menceritakan bahwa dua hari yang lalu beberapa pesawat pembom dari Gasan berhasil menembus pertahanan udara, dan menjatuhkan bomnya secara membabi buta di daerah pelabuhan dan industri. Walau demikian mereka tidak berhasil menyerang Pangkalan Marula dan beberapa pesawat pembom mereka berhasil ditembak jatuh oleh angkatan udara Latusa.

Kami tidak dapat berlabuh di pelabuhan Serion, selain karena penuh dengan puing-puing dan bangkai kapal, juga karena pelabuhan penuh sesak dengan kapal perang dan tentara yang mempersiapkan diri terhadap kemungkinan serangan dari udara dan dari laut. Kami dan penumpang lainnya, kemudian diturunkan ke dalam kapal-kapal kecil yang kemudian akan membawa kami ke pinggir sungai.

Setelah sampai di pinggiran, karena tidak sedang tidak ada layanan transportasi publik, semua bus kota dan taksi dialihkan untuk membawa pengungsi dari luar Serion, seperti yang kami gunakan dari Sin-Ika, layanan kereta bawwah tanah tidak berjalan untuk sementara, kami berlima kemudian terpaksa berjalan kaki ke rumah paman. Rumah paman ternyata cukup jauh juga karena aku rasa kami sudah berjalan 2 jam lebih. Pirsa mengaku lelah dan kamipun beristirahat di tepi Jalan Homsa. Kata ibuku yang tumbuh besar di Serion, kalau sedang tidak ada perang, jalan ini penuh dengan kedai makanan laut khas Danta, seperti sup kepiting dan sate udang, namun hari ini hanya sedikit kedai saja yang buka, sisanya tutup. Seandainya tidak ada perang aku ingin sekali mencoba makanannya.
Sementara kami beristirahat suara sirine berbunyi. Kata ayahku ini berarti ada bahaya serangan udara. Aku segera menarik Efasa sementara ibu menarik Pirsa, kami mengikuti ayah bergerak ke stasiun kereta bawah tanah yang sekarang berubah berfungsi sebagai tempat perlindungan dari serangan udara. Para tentara yang ada di sekitar kemudian segera menuntun para warga ke dalam stasiun kereta bawah tanah sambil awas terhadap pergerakan pesawat di langit.
Segera saja setelah aku masuk ke pintu gerbang aku dapat mendengar suara deru jet dan kemudian diikuti dengan ledakan dan dentuman meriam antiudara yang bertubi-tubi. Aku mau saja melihat namun sayang sekali instingku membuat kaki segera bergerak semakin dalam ke bawah tanah. Tanpa aku sadari aku sama sudah berjongkok setengah memeluk Efasa dan melingkarkan tanganku yang satu di atas kepala Efasa sementara tanganku yang satunya lagi melingkar di atas kepalaku. Gunanya apa? Aku juga tak tahu. Jikalau atap runtuh aku ragu tanganku dapat menahan apapun. Aku baru sadar setelah Efasa melihat ke arahku dengan sedikit terkejut malu. Aku lupa, aku kira dia adikku Pirsa.
Dentuman dan ledakan terus terdengar, sesekali aku bisa merasakan kalau tanah bergetar. Di luar sana aku bisa mendengar teriakan-teriakan dari para tentara. Entah apa yang mereka katakan. Kemudian tanah bergoncang dengan hebat dan terdengar suara ledakan yang sangat kencang, sampai-sampai telingaku berdenging. Lampu yang di langit-langit stasiun juga ikut mati sehingga sekeliling menjadi gelap. Kemudian suara dentuman itu perlahan-lahan menghilang.
Secara refleks, aku segera mengambil handphone karena handphoneku ada fungsi senternya, namun aku lupa kalau sudah beberapa hari handphoneku tidak diisi ulang. Seorang tentara menyalakan senternya, kemudian menyuruh kami menunggu sementara dia akan memeriksa keadaan di luar. Tidak lama kemudian dia masuk kembali bersama dengan beberapa tentara yang lainnya dan membimbing kami semua ke luar. Aku melihat ke arah sekeliling untuk melihat apakah ayah, ibu, Prisa dan Efasa baik-baik saja. Semuanya tidak terluka, aku merasa lega.

Begitu keluar aku sedemikian terkejut. Sebuah pesawat tempur Gasan jatuh dan terbakar di sudut jalan kira-kira 300 meter dari tempat kami. Bekas dimana dia jatuh membuat bekas di aspal jalan seperti jejak ban truk besar sebelum akhirnya berhenti menabrak sekumpulan mobil yang ditinggalkan di parkiran. Beberapa warga dan tentara yang ada bersorak-sorak di sekitar bangkai pesawat tersebut, sementara yang lainnya mencoba memadamkan api. Beberapa tentara di luar terluka namun untungnya tidak ada korban jiwa. Beberapa warga dan tentara bahkan berhasil menangkap pilot Gasan yang melompat dan mendarat di tanah. Pilot tersebut menyerah dan diangkut pergi oleh truk yang dijaga tentara sementara beberapa warga melemparinya dengan batu dari puing-puing jalan. Aku bisa mengerti kemarahan mereka. Siapa yang tidak marah kalau anda mengebom kota dan rumah mereka?
Dari kejauhan aku bisa melihat target serangan kali ini. Dari arah pelabuhan, Pangkalan Marula, markas armada laut terbakar hebat, beberapa kapal perang terbakar. Sementara pesawat-pesawat tempur dari Latusa masih berkeliling di langit berjaga-jaga terhadap serangan berikutnya. Kali ini serangan mereka sangat berhasil.

Seorang tentara yang baik hatinya menawarkan tumpangan untuk kami dalam truknya yang membawa persediaan medis dari bandara. Kebetulan rumah Paman dekat dengan rumah sakit. Tentara tersebut bercerita bahwa bantuan medis ini baru saja dikirim dari Helian, dan Helian sudah berjanji akan mengirimkan bantuan berupa senjata, dan kalau PND mengijinkan Helian akan mengirim tentarannya. Aku sangat senang mendengar prospek bahwa Helian, sebuah negara adidaya, akan membantu kami, perang pasti akan segera berakhir. Akhirnya kami berlima sampai di rumah paman, setelah mengucapkan terima kasih kami masuk ke rumah paman yang halamannya berubah menjadi seperti sebuah rumah sakit kecil. Tenda-tenda berdiri sementara pasien-pasien dengan berbagai jenis luka berbaring dan ditangani oleh dokter dan suster.

Paman Reka menyambut kami dan kamipun akhirnya dapat berisitirahat di rumahnya. Paman menceritakan bahwa semua rumah sakit di Serion penuh sesak dengan pasien baik pengungsi maupun penduduk kota yang terluka akibat serangan udara Gasan. Sebagai kepala Rumah Sakit Kota Serion, dia mempergunakan halaman rumahnya yang cukup luas sebagai unit gawat darurat tambahan bagi para korban yang tidak tertampung di Rumah sakit. Ibu menceritakan permasalahan Efasa pada paman, dan paman berjanji akan menghubungi rekannya mengenai masalah keluarga Efasa, sampai saat itu Efasa dipersilahkan tinggal bersama kami di rumah paman. Sepupuku Furasa dan bibi Parna sangat senang melihat kami baik-baik saja. Mereka sangat khawatir sewaktu mendengar Satias diserang Gasan. Mereka sangat merasa lega. Mereka menceritakan kalau kakak Furasa, Yusbi sudah direkrut menjadi pilot angkatan udara. Apakah dia yang berkeliling di angkasa hari ini ya? Pikirku.
Hari ini akan segera berakhir, hari yang penuh dengan kejadian, hari yang sangat melelahkan.