Jumat, 10 Juni 2011

Penemuan terbesar yang mengubah sejarah manusia menurut saya ada 7 yakni:
1. Roda,
2. Bubuk Mesiu,
3. Kertas,
4. Antibiotik,
5. Komputer,
6. Nuklir, dan
7. Mie Instant!

Saya suka mengkonsumsi mie instant. Mengapa? Karena di saat saya sendirian, kesepian, kedinginan dan kelaparan makanan yang paling mudah saya buat hanya ada 2: kopi instant (ini bukan makanan!!!) dan mie instant. Mie instant telah menemani saya di waktu saya susah dan sedih bahkan saat tidak ada teman berada di sisi, juga mendampingi saya di saat paling bahagia saya bahkan ada saat say tidak punya teman untuk berbagi senyum. Mie instant mendampingi saya pada saat tahun berganti dibawah pesta kembang api, saat coklat menghincari saya saat valentine, saat kesulitan makan krupuk saat tujuh-belasan, saat menanti terang datang saat malam natal. Mie instant setia berjalan saat tahun-tahun hidup saya bertambah dan waktu saya berkurang. Mie instant menawarkan kebahagian walau hanya sesaat dan jalan untuk melepaskan sejenak kepenatan dunia dan menghibur kepedihan hidup saya dengan penawaran rasa yang sederhana. Saya dan mie instant bagai malam dan bulan, bagai hujan dan awan, bagai laut dan garam, tak terpisahkan tak tergoyahkan.

Mari kembali ke alam nyata dan meninggalkan alam pikiran saya yang absurd ini. Saya memang senang mengkonsumsi mie instant. Walaupun ada orang yang mempertanyakan pengaruh mie instant terhadap kesehatan manusia. Hal ini tidaklah salah, karena sebenarnya mie instant hanya dapat menyediakan karbohidrat dan miskin protein maupun mikronutrien seperti vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh. Diet berbasis mie instant tanpa disuplementasi oleh makanan lain hanya akan mengakibatkan penyakit kekurangan protein dan gejala hipovitamin atau hipomineral. Selain itu, mie instant modern sebagian besar menggunakan pewarna dan pengawet berbasis sintetik bukan organik sehingga dipertanyakan keamanannya. Karena saya mahasiswa dokter dan farmakokinetik serta farmakodinamik juga xenometabolisme adalah salah satu bidang yang saya sukai (karena salah satu hobi saya adalah menciptakan makhluk hidup alien, sehingga saya perlu tahu kira2 bagaimana tubuh menghadapi zat organik asing) saya tenang-tenang saja. Separah-parahnya hal yang saya dapat kenai adalah terkena berbagai jenis kanker jika saya mempunyai predisposisi kanker tersebut secara besar dan kalau saya sial dalam peluang terkena kanker. Manusia cepat lambat akan mati, dan kalau saya dapat memilih cara saya mati, mengapa tidak? Mati karena kanker dan mati karena kecelakaan sama saja, sama-sama mati, walau saya benci sakit sih... Saya tidak takut, bukan karena saya tidak merasa saya tidak akan kena penyakit, bukan, namun karena saya tahu berbagai faktor organik dan genetik serta interaksinya tidak dapat saya prediksi sehingga saya tidak dapat yakin seratus persen bahwa kalau saya tidak mengkonsumsi mie instant maka saya tidak akan kena kanker. Guru saya pernah berkata, "kalau tidak mau kena kanker, mati saja. orang mati tidak akan bizsa kena kanker." Guru saya benar.

Kita sudah berjalan-jalan ke lembah kedokteran, mari kembali ke jalan topik kita, mie instant. Mie instant hadir dalam berbagai rasa, pilihan dan merek. Walau demikian saya tidak pilih kasih dalam memakan mie dan senang mencoba mie dengan rasa-rasa baru, sehingga saya tidak punya merek preferensi. Selain itu saya adalah orang dengan ingatan ikan mas (pelupa) sehingga saya sering lupa rasa mie tersebut seperti apa dan walau sudah pernah memakannya pasti akan memakan lagi cepat atau lambat untuk merasakan rasanya. Bicara soal rasa, mie instant adalah cara tercepat untuk mendapatkan rasa yang saya inginkan. Sebagai contoh, saya ingin memasak telur dadar isi sayur (wortel, kol, sawi, kecambah, dan sayur-sayur lain yang bisa saya temukan di kulkas) dengan rasa soto ayam, maka cara tercepat adalah menggunakan bumbu mie. Atau Anda ingin membuat kuah sop dengan rasa ayam bawang, gunakan bumbu mie! Saya banyak belajar dari Yun Jong Sim dan Yu Jae Seuk dari Family Outing mengenai menggunakan bumbu mie dalam membuat makanan sehari-hari.

Rasa mie sangatlah beragam dan oleh karena itu mie instant membantu saya dalaam mendiversitifakasi rasa di lidah saya. Namun agar rasa tersebut dapat keluar dengan baik maka ada beberapa tips dalam memasak mie instant yang diperagakan di rumah saya (setidaknya saya masak mie seperti itu):
1. Semua bumbu mie (bubuk, minyak, semuanya) dimasukkan dalam satu mangkok, dan semuanya diaduk sampai rata menjadi seperti bumbu pasta
2. Mie dimasak sampai lembut (umumnya 2-3 menit) semakin lembut maka akan semakin mudah rasanya akan meresap ke dalam mie.
3. Jangan menggunakan air rebusan mie untuk membuah kuah miee. Air rebusan mie umumnya mengandung sisa-sisa pewarna dan bagian luar mie yang dapat mempengaruhi rasa akhir dengan membuat rasa mie jadi terlalu seperti mie (maksudnya terlalu seperti rasa tepung), gunakan air bersih matang.
4. Tergantung selera, tambahkan bahan-bahan dan perasa-perasa lain (merica, kecap, cuka, bubuk cabe, dll) pada akhir sebelum mengaduk mie dengan bumbunya sehingga semua bahan akan bercampur dengan baik.
5. Untuk mengimbangi ketidakmampuan mie dalam menyediakan protein ataupun vitamin dan mineral, sajikan bersama telur dan sayuran. (trias masak mie saya: mie, telur, sayur)
6. Untuk rasa kenyang maksimum, tambahkan nasi terutama untuk mie dengan kuah.
7. Mie tanpa kuah (misalnya mie goreng) bukan berarti tidak ada air sama sekali. Tambahkan sedikit air agar mie mempunyai medium untuk membaurkan bumbunya dan membantu mencampurkan bumbu ke mie dengan lebih sempurna.

Tuhkan saya lapar gara-gara kita bicara masalah mie terus. Saya mau makan mie dulu... See ya later folks...
잘 먹겠습니다...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar