Senin, 06 Februari 2012

Mengurut dan Persalinan Sungsang

Mengurut dan Persalinan Sungsang
(dalam Bahasa Sederhana)
oleh: Chung Andirius

Persalinan sungsang adalah persalinan di mana anggota badan bayi lain lahir terlebih dahulu sebelum kepala.
Sebelum persalinan terutama pada kehamilan kurang dari 9 bulan, bayi dapat berada pada posisi manapun di dalam janin. Pada usia kandungan 7 bulan (28 minggu) sekitar 25% janin akan berada pada posisi sungsang, dan pada usia kandungan 8 bulan (32 minggu) sekitar 11% janin akan berada pada posisi sungsang. Sebelum persalinan dimulai bayi umumnya dapat berputar sendiri ke posisi janin normal di mana kepala janin berada ke arah bawah di pintu keluar rahim, sehingga hanya sekitar 3% dan 4% dari kehamilan akan mengalami sungsang pada saat kelahiran. Kehamilan sungsang dapat diakibatkan oleh gangguan janin dan ibu, atau akibat posisi plasenta (ari-ari), atau hanya kebetulan terjadi.

Persalinan sungsang memiliki resiko yang lebih besar daripada persalinan normal bagi ibu dan bayi, terutama jika penolong persalinan tidak memiliki kompetensi dan pengalaman dalam menangani persalinan sungsang. Salah satu usaha untuk ‘memperbaiki’ persalinan sungsang di masyarakat adalah dengan ‘mengurut’ bayi kembali ke posisi normal yakni kepala bayi berada di bawah. Namun apakah tindakan tersebut tepat atau tidak? Dan kapan sebaiknya dilakukan?

Dalam bidan kebidanan tindakan ‘mengurut’ bayi kembali ke posisi normal juga dikenal walaupun memiliki sedikit perbedaan. Tindakan ini dinamakan ‘external cephalic version’ atau ‘versi kepala luar’. Dalam tindakan ini, bidan atau dokter menggunakan serangkaian tekanan pada dinding perut untuk memanipulasi posisi bayi. Hal ini berbeda dari ‘internal podalic version’ dimana bayi diputar dari dalam rahim.

Teknik ini dilakukan bukan dengan memijat-mijat namun dengan meletakkan satu tangan di bagian perut di mana bokong bayi berada dan tangan yang satu lagi memegang bagian perut di mana kepala bayi berada. Tangan yang memegang bokong lalu mendorong bokong ke arah atas dari samping. Kemudian dengan perlahan-lahan kedua tangan ‘mendorong’ bokobng dan kepala searah dengan jarum jam. Jika kepala masih tidak dapat berputar, maka putaran dilakukan berlawanan arah dengan jarum jam. Percobaan ini sebaiknya dihentikan jika ibu merasakan rasa nyeri atau tidak enak, detak jantung janin menurun atau gagal etelah dilakukan berulang kali.

Memanipulasi janin dalam rahim adalah sebuah perkara yang harus dilakukan secara hati-hati karena akan mempengaruhi pasokan darah ke ari-ari yang merupakan pusat pertukaran oksigen dan sari makanan dari ibu ke janin. Jika pasokan darah berkurang ke arai-ari maka janin dapat mengalami kekurangan oksigen yang ditunjukkan dengan melambatnya detak jantung janin. Yang jika dibiarkan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kegawatan janin yang dapat berujung pada kematian janin. Resiko lain yang dpat timbul adalah abruptio plasenta (ari-ari lepas dari dinding rahim), ruptur uterus (rahim ‘robek’), embolisme cariran amnion (masuknya cairan ketuban ke dalam darah), perdarahabn fetomaternal (perdarahan ibu dan janin), dan preterm labor (kehamilan sebelum waktunya).

Oleh karena itu tindakan memanipulasi janin seperti urut dan versi kepala luar sebaiknya dilakukan di tempat yang mempunyai alat pemantauan janin dan asumber daya untuk mengatasi komplikasi yang dapat timbul kemudian, seperti di klimnik bersalin atau rumah sakit. Penelitian menemukan bahwa versi kepala luar atau teknik lain dalam memutar bayi tidak memberikan efek apapun terhadap persalinan pada kehamilan sebelum 34 minggu. Hal ini berarti sebelum usia kehamilan 34 minggu, mengurut atau memijit perut agar bayi tidak sungsang tidak memberikan manfaat apapun dan malah dapat berpotensi membahayakan janin. Penelitian menemukan pada usia kehamilan 34-36 minggu tindakan memutar bayi tidak memberikan hasil yang lebih baik dari tidak dilakukan tindakan pemutaran bayi. Tindakan pemutaran posisi bayi sungsang baru ditunjukkan bermanfaat pada usia kehamilan 37 minggu. Wlaupun demikian tindakan pemutaran pada saat kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul (sudah akan mulai persalinan kala I) sangat tidak disarankan dan berbahaya.

KESIMPULAN:
  1. Posisi bayi pada usia kehamilan kurang dari 9 bulan dapat sungsang namun dapat berubah menjadi normal tanpa manipulasi apapun.
  2. Tindakan pemutaran janin mempunyai resiko terhadap ibu dan janin sehingga sebaiknya hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan di tempat yang mempunyai sumber daya untuk mengawasi keadaan janin dalam rahim dan mampu mengatasi permasalahan yang dapat muncul.
  3. Tindakan pemutaran janin baru menghasilkan hasil yang bermakna setelah usia kehamilan mencapai 37 minggu.
  4. Tindakan pemutaran janin sebelum usia kehamilan 34 minggu tidak memberikan hasil apapun dan malah berpotensi berbahaya terhadap ibu dan janin.

SARAN:
  1. Jika bayi masih sungsang pada usia kehamilan 34 minggu ke atas, sebaiknya melakukan konsultasi ke dokter kebidanan atau ke bidan untuk dilakukan penilaian dan perencanaan persalinan.
  2. Tidak disarankan pemijatan atau pengurutan yang berlebihan dengan tujuan pemutaran bayi karena dapat berbahaya terhadap ibu dan janin.

REFERENSI LEBIH LANJUT.
  1. Cunningham FG, et. al. Chapter 24: Breech Presentation and Delivery (Bab 24: Presentasi dan Persalinan Sungsang). Williams Obstetric 22th Edition (Obstetri Williams, Edisi 22). 2005. McGrawHills.
  2. Hutton EK, Hofmeyr GJ. External cephalic version for breech presentation before term (Review) [Versi kepala eksternal untuk presentasi sungsang sebelum kehamilan cukup bulan (tinjauan)]. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2007
  3. Hofmeyr GJ, Kulier R. External cephalic version for breech presentation at term (Review) [Versi kepala eksternal untuk presentasi sungsang pada kehamilan cukup bulan (tinjauan)]. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar